Budidaya Kelapa Sawit: Simak Cara Pembibitan Sesuai dengan Standar Panduan, Yuk!
Budidaya kelapa sawit bisa dibilang tidak terlalu gampang dan tidak terlalu sulit. Dari sekian banyak tahap budidaya kelapa sawit, tahap pembibitan menjadi tahaoan yang paling krusial karena membentuk cikal bakal tanaman kelapa sawit yang berkualitas. Bahkan, ada standarisasi tersendiri untuk pembibitan kelapa sawit, lho. Yuk, simak penjelasannya berikut ini!
Penanaman Bibit dengan Benar
Bibit kelapa sawit merupakan kecambah sawit yang juga disebut dengan plumula. Plumula merupakan batang kelapa sawit yang berbentuk tajam dan runcing berwarna kekuningan. Tidak semua plumula dapat ditanam, ya. Sebaiknya jangan gunakan plumula yang bakal batang dan akarnya belum jelas dan akar kecambah yang terlalu panjang.
Saat menanam plumula harus menghadap ke bawah untuk menghindari pertumbuhan kecambah melintir yang membuat pertumbuhan kelapa sawit menjadi terhambat. Proses penanaman plumula diletakkan di tengah kantong yang sudah dilubangi dengan jari sedalam 2 cm dari permukaan tanah. Penanaman plumula yang terlalu dangkal akan mengakibatkan pertumbuhan bibit di kemudian hari.
Tahap Pembibitan
Dalam budidaya sawit, setidaknya ada dua pilihan proses pembibitan yaitu pembibitan satu (one stage) dan dua tahap (double stage). Kali ini Gokomodo akan bahas mengenai kedua jenis pembibitan, ya.
Pembibitan satu tahap merupakan sistem pembibitan yang dilakukan dengan menanam plumula langsung di main nursery. Proses pembibitan satu tahap direkomendasikan apabila bibit yang dikelola kurang dari 2.000 batang. Pembibitan tahap ini juga memerlukan lahan yang lebih luas dan irigasi yang lebih banyak. Keuntungan pembibitan satu tahap yaitu lebih ringkas karena tidak perlu melewati tahap pre-nursery.
Sementara itu, pembibitan dua tahap merupakan pembibitan kelapa sawit yang melalui dua tahapan yaitu pre-nursery dan main nursery. Tahap Pre-nursery harus dilalui selama minimal 3 bulan kemudian dilanjut dengan main nursery selama 9-12 bulan hingga plumula siap tanam. Pembibitan dua tahap direkomendasikan karena bibit diseleksi melalui dua tahapan sehingga menghasilkan bibit yang berkualitas, sehat, dan minim penyakit. Kekurangan dari pembibitan dua tahap yaitu pemindahan bibit berulang yang beresiko merusak bibit yang sudah ditanam.
Perawatan Masa Pembibitan
Eits, jangan mengira perawatan kelapa sawit dimulai setelah bibit dipindahkan ke lahan. Tentu saja hal ini keliru, ya. Perawatan dilakukan mulai fase pembibitan karena pada fase ini bibit masih lemah dan sensitif terhadap panas matahari dan hujan deras. Perawatan apa saja yang perlu dilakukan untuk menjaga bibit kelapa sawit?
Naungan
Hal terpenting dalam perawatan yaitu naungan yang berfungsi sebagai pelindung bibit dari panas matahari dan hujan deras. Naungan dapat dibuat dari paranet, pelepah daun kelapa sawit, maupun alang-alang. Dengan menggunakan naungan tersebut, sinar matahari masih dapat masuk dan sirkulasi udara tetap terjaga tanpa harus merusak bibit.
Media tanam
Media tanam yang digunakan saat pembibitan yaitu mulsa berupa cangkang atau alang-alang kering. Tujuan media tanam dari bahan tersebut yaitu mencegah terjadinya penguapan air tanah sehingga bibit tidak kekeringan, menekan pertumbuhan gulma, mengurangi erosi, serta menjaga suhu tanah.
Pengairan
Pengairan harus dijaga untuk mencegah over watering maupun kekurangan air. Penyiraman air pada tahap pre-nursery sebaiknay dilakukan dua kali sehari pada pagi dan sore hari. Pada main nursery, kebutuhan air per polybag mencapai 10 mm/hari. Jika pada saat itu hujan, penyiraman bibit dapat ditunda terlebih dahulu.
Sudah paham tentang standar pembibitan kelapa sawit, kan? Nah, jangan sampai salah saat praktek karena Pembibitan Kelapa Sawit yang Tidak Sesuai Standar, Ini Akibatnya! Selain pembibitan, masih banyak tahapan budidaya kelapa saiwt yang perlu kamu pelajari di blog Gokomodo. Selamat belajar!