Diterbitkan 12 Oct 2023

Capai Kemandirian Pangan Berkelanjutan bersama Petani Milenial

Agri Edu
petani milenial

Petani milenial tentunya memiliki pola pikir yang berbeda dengan petani masa lalu. Namun dalam upaya mencapai pangan berkelanjutan, peran serta para petani milenial sangatlah dibutuhkan. Dengan adanya keterlibatan Petani generasi Indonesia Emas 2045, sektor pertanian akan semakin maju dan Indonesia pun mampu mewujudkan kemandirian pangan.

Guna mencapai tujuan tersebut, setidaknya ada empat tahapan yang perlu dilakukan. Apabila empat tahapan ini telah berhasil dilakukan dengan baik dan benar, maka bisa dipastikan bahwa Indonesia akan memiliki sektor pertanian yang kuat dan mampu memenuhi kebutuhan pangan masyarakatnya sendiri.

Bekerja dengan Pelaku Petani Milenial

Pertama, harus ada pemetaan terhadap pelaku yang bergerak di sektor pertanian dalam arti luas. Mulai dari bidang pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, hingga kehutanan. Hal ini bertujuan untuk menentukan rumusan maupun arah bidang yang akan diprioritaskan atau diunggulkan.

Sumber; IStock

Selain itu, pemetaan terhadap pelaku pertanian juga akan membuat fokus pembinaan dan pengembangan lebih terencana, terarah, dan teratur. Cara ini bisa dilakukan dengan memanfaatkan jaringan yang ada di perguruan tinggi atau lembaga penelitian serta perusahaan secara umum.

Memfasilitasi Pelaku Petani Milenial

Cara kedua yaitu memfasilitasi pelaku, terutama untuk para petani milenial yang bergerak di sektor pertanian pangan. Cara ini dapat dilakukan melalui pembentukan corporate farming system, yakni sebuah upaya untuk memperluas kepemilikan lahan bersama (manajemen area). 

Dalam melakukan corporate farming system, lahan akan dikelola secara bersama dalam suatu wadah kerjasama produksi. Langkah ini dilakukan sebagai upaya untuk menekan biaya produksi yang tinggi di lahan yang sempit. Selain itu, langkah ini juga akan memudahkan dalam intensifikasi atau peningkatan produktivitas pertanian yang dilakukan dengan bantuan alat dan mesin pertanian.

Ketiga adalah mendirikan Agriculture Development Centre atau Agrotechno Park. Pendirian lembaga ini tidak hanya disesuaikan dengan potensi daerah, melainkan juga berdasarkan kapasitas daerah pelaku yang dominan bergerak di bidang pertanian pangan. Selain itu, perlu juga dilakukan kerjasama dengan dinas pertanian, koperasi, perguruan tinggi, serta Unit Pelaksana Teknis (UPT).

Keberadaan lembaga Agriculture Development Centre atau Agrotechno Park dapat dijadikan sebagai pusat pelatihan guna meningkatkan mutu sumber daya manusia di kalangan petani maupun mutu produk yang dihasilkan. Tak hanya itu, lembaga ini juga bisa dijadikan sebagai pusat promosi dan informasi agribisnis, area produksi percontohan, serta pusat teknologi pangan.

Merintis Teknologi Pertanian

Adapun cara yang keempat adalah merintis pembentukan misi atau bantuan teknik pertanian pangan untuk daerah yang dominan bergerak di bidang pertanian pangan. Caranya bisa dilakukan melalui proyek percontohan usaha yang bersumber dari lahan bekas tebangan Hutan Tanaman Industri (HTI), lahan BUMN atau Perseroan Terbatas Perkebunan (PTP), serta lahan perkebunan swasta besar. 

Setelah melakukan proyek percontohan tersebut, upaya ini juga harus terus diikuti dengan pembiayaan dan penjaminan melalui perbankan, baik konvensional maupun syariah, serta lembaga keuangan non perbankan. Harapannya, bantuan yang diberikan akan semakin lama dirasakan oleh para petani.

Jadi Petani Milenial, Siapa Takut?

Indonesia Emas 2045 harus dipersiapkan dengan matang, salah satunya dengan menjadi petani milenial. Dengan menguasai digitalisasi pertanian dan memiliki jiwa kepemimpinan digital yang baik, pertumbuhan dan pemerataan ekonomi di Indonesia akan semakin baik. Selain itu, keterampilan dalam teknologi seperti artificial intelligence (AI) dan otomatisasi juga diperlukan sebagai dukungan – Peluang Petani Digital Menghasilkan Uang di Masa Depan berkat Literasi Digital dan Perkembangan Teknologi Pertanian.

Untuk menjadi petani milenial, tentunya membutuhkan persiapan yang baik dalam waktu yang panjang. Namun tidak perlu berkecil hati, karena apa yang kamu lakukan tersebut akan memberikan kontribusi positif terhadap negara ini. Kamu juga bisa belajar perlahan-lahan dengan memanfaatkan kemampuan berselancar di internet untuk menemukan contoh petani milenial yang berhasil.

Memang dibutuhkan SDM dengan pengetahuan dan keterampilan berbasis teknologi dan industri yang cukup untuk mendorong daya saing Indonesia di tatanan ekonomi global. Namun tidak ada salahnya untuk mencobanya. Kamu bisa mulai dengan mengambil kuliah di jurusan pertanian atau mengikuti workshop bertema pertanian.

Itu dia cara mencapai kemandirian pangan berkelanjutan bersama petani milenial. Siapkan dirimu sekarang untuk menjadi petani milenial yang akan berguna di masa depan! Kunjungi website Gokomodo untuk informasi menarik lainnya!

whatsapp
twitter
facebook
linkedin