Diterbitkan 18 Oct 2023

Gulma Kelapa Sawit: Macam dan Cara Penanganannya

Tips / Tutorial
gulma kelapa sawit

Salah satu hambatan yang harus diwaspadai para petani dalam budidaya kelapa sawit adalah serangan gulma. Tumbuhan pengganggu yang tumbuh di sekitar tanaman utama ini dianggap merugikan karena seringkali menyebabkan hasil produksi yang tidak optimal. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengendalian gulma dengan berbagai cara yang efektif.  

Dalam upaya mengendalikan gulma, kamu harus memahami dengan baik bagaimana  karakteristik gulma, fisiologis gulma, pertumbuhan gulma, dan ketersediaan alat pengendali yang kamu miliki. Pengetahuan ini sangat penting, sebab beberapa gulma dapat menjadi sarang pertumbuhan hama dan penyakit tanaman yang bisa saja menyerang dikemudian hari. 

Pengendalian Gulma Kelapa Sawit secara Umum

Gulma yang tumbuh di lahan kelapa sawit tentunya berbeda antara satu kebun dengan kebun lainnya. Seperti jenis gulma yang tumbuh pada lahan kering, secara umum adalah gulma berdaun sempit dan gulma berdaun lebar seperti Mikania micrantha, Asystasia gangetica, Ageratum conyzoides, dan Borreria alata. Sementara di lahan basah, secara umum gulma yang tumbuh didominasi oleh gulma berdaun sempit, pakis dan teki. 

Sumber: IStock

Pertumbuhan gulma tersebut akan sangat cepat pada fase Tanaman Belum Menghasilkan (TBM). Hal ini karena intensitas cahaya yang sampai ke permukaan tanah masih cukup tinggi, sehingga akan memicu perkecambahan benih-benih gulma yang sebelumnya sudah tersebar di sekitar tanaman kelapa sawit muda.

Secara umum, pengendalian gulma dapat dilakukan dengan memperhatikan area piringan dan gawangan. Biasanya, gulma di area ini berupa ilalang, teki, anak kayu, dan gulma lain sehingga kamu bisa melakukan pengendalian secara mekanis. Kamu bisa melakukan pembabatan dan pencabutan gulma dengan interval 4 sampai 8 minggu sekali atau bisa lebih atau kurang menyesuaikan kondisi di lapangan.  

Akan tetapi, pengendalian secara mekanis seringkali tidak bertahan lama. Perlahan-lahan gulma akan tumbuh kembali dalam waktu yang singkat, sehingga pengendalian secara mekanis harus terus menerus dilakukan. Untuk mengatasi hal itu, kami bisa mengaplikasikan herbisida kontak ataupun herbisida sistemik. 

Aplikasi Herbisida Kelapa Sawit

Aplikasi herbisida kontak ataupun herbisida sistemik harus sesuai dengan dosis dan anjuran agar hasilnya optimal. Biasanya, herbisida kontak lebih banyak digunakan untuk pengendalian gulma di lahan miring karena permukaan tanah pada lahan ini sangat rentan mengalami erosi. Sebagai contoh, kamu bisa menggunakan herbisida kontak yang berbahan aktif, seperti Paraquat.

Herbisida dengan bahan aktif Paraquat ini dinilai sangat efektif untuk mengendalikan gulma berdaun lebar, seperti Borreria alata, Ageratum conyzoides, Asystasia gangetica, dan gulma berdaun sempit seperti Ischaemum timorense, Setaria plicata, dan Ottochloa nodosa. Menariknya lagi, herbisida Paraquat hanya akan mengendalikan gulma yang berada di bagian atas tanah, sehingga penggunaannya tidak akan menyebabkan erosi. 

Sumber: IStock

Disisi lain, penggunaan herbisida sistemik lebih banyak digunakan pada lahan yang datar. Herbisida ini dapat digunakan untuk berbagai jenis gulma yang memiliki perkembangan vegetatif di dalam tanah, seperti rumput teki dan ilalang. Produk herbisida kelapa sawit yang biasa digunakan adalah Glifosat yang diaplikasikan dengan cara wiping atau stop–spot sesuai dosis dan kondisi gulma. 

Dalam aplikasi herbisida kontak, perlu dipahami bahwa jangan menyemprot pada bagian pelepah kelapa sawit. Apabila ada gulma yang tumbuh merambat pada pelepah, cara terbaik untuk menghilangkannya adalah dengan mencabut secara manual. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya peledakan hama serangga di kemudian hari.

Cara Membuat Herbisida Kelapa Sawit 

Selain membeli herbisida, kamu juga bisa membuat herbisida kelapa sawit sendiri di rumah. Berikut adalah cara membuatnya.

Alat dan Bahan:

  • Ember
  • Garam krosok
  • Sabun cuci piring
  • Air

Cara membuat:

  • Masukkan enam liter air bersih ke dalam ember yang sudah disiapkan.
  • Tambahkan dengan garam krosok sekitar 700 gram, lalu campur dengan sabun cuci piring sebanyak 40 ml.
  • Aduk semua bahan hingga tercampur merata, lalu diamkan selama sekitar lima menit.
  • Herbisida siap diaplikasikan dengan menggunakan alat semprotan.

Pengendalian gulma dengan herbisida kelapa sawit memang menjadi cara termudah yang bisa dilakukan. Meski begitu, tetap perhatikan dosis yang dianjurkan, agar tanaman utama tetap bisa tumbuh dengan subur. Baca juga Kabar Baik, Inilah Cara Menanggulangi Gulma Perkebunan Sawit Tanpa Menyebabkan Retensi Herbisida! di website Gokomodo untuk informasi selengkapnya!

whatsapp
twitter
facebook
linkedin
Blog terbaru
Pengetahuan agrikultur, tips, dan sumber daya dari tim kami.