Header GokoUp dan GokoZone
Agri Edu

Yakin Sudah Familiar dengan Tabulampot? Yuk, Belajar Lebih Banyak Tentang Tabulampot di Artikel Ini!

Diterbitkan 3 Jul 2025, 16:40

Tabulampot (tanaman buah dalam pot) mulai menjadi sumber bisnis pada tahun 1982. Awalnya, para penangkar bibit awalnya menggunakan keranjang bambu untuk memindahkan bibit tanaman buah ketika pengiriman jarak jauh. Setelah sampai di tempat tujuan, bibit dipindahkan ke dalam pot gerabah atau drum bekas. Ternyata, bibit yang diletakkan pada pot gerabah atau drum bekas bisa tumbuh dengan baik hingga menghasilkan buah. Nah, dari situlah tabulampot mulai dijadikan salah satu budidaya tanaman dan peluang bisnis baru pada saat itu. Tidak cukup dengan sejarahnya saja, kali ini Gokomodo akan mengulas lebih banyak tentang tabulampot. Simak sampai selesai, ya!

Sumber: VOI Jatim

Buah untuk Budidaya Tabulampot

Pasti terbesit dalam pikiran, apakah semua buah bisa dibudidayakan seperti tabulampot? Tentu tidak, ya. Buah yang bisa dibudidayakan sebagai tabulampot memiliki kategori sesuai dengan kemampuan berbuahnya. Kategori tabulampot terbagi menjadi:

Middle GokoUp dan GokoZone
  1. Kategori mudah berbuah

Dikatakan mudah berbuah ketika tabulampot menghasilkan buah saat 6-8 bulan setelah tanam. Biasanya jenis tabulampot yang sudah berbuah 6-8 bulan setelah tanam seperti mangga, jambu air, jambu biji, keruk, buah naga, dan kedondong.

  1. Kategori cukup sulit berbuah

Buah dikatakan cukup sulit berbuah ketika membutuhkan waktu 1-3 tahun untuk berbuah. Jenis buah yang termasuk dalam kategori ini diantaranya kelengkeng, nangka mini, melon, sawo, delima, dan anggur.

  1. Kategori sulit berbuah

Buah yang sulit berbuah membutuhkan lebih dari 3 tahun setelah tanam untuk menumbuhkan buah. Yang termasuk dalam buah yang sulit berbuah yaitu rambutan, manggis, duku, jambu bol, alpukat, dan durian. 

Cara Jitu Budidaya Tabulampot

Tidak semua tabulampot yang dibudidayakan akan menghasilkan buah yang berkualitas. Agar budidaya tabulampot menghasilkan buah berkualitas, ada cara jitu yang bisa dilakukan, lho. Apa saja cara jitunya, ya?

Persiapan dan pemilihan bibit

Pemilihan bibit sangat penting untuk semua budidaya tabulampot. Pada budidaya tabulampot, sebaiknya menggunakan bibit perbanyakan vegetatif yang didapatkan dari cangkok, okulasi, maupun penyambungan bagian tanaman buah. Bibit perbanyakan vegetatif dipilih karena sifat tanamannya bisa dipastikan sama dengan induknya, sehingga keberhasilannya seperti tanaman induk dan lebih cepat berbuah. Untuk itu, pilih bibit dari  tanaman buah yang sehat, bersertifikat, dan bebas hama serta penyakit. 

Persiapan media tanam dan tempat tumbuh tanaman

Budidaya tabulampot pasti membutuhkan pot untuk tempat media tanam dan tanaman buah tumbuh. Selain pot, ada alternatif tempat untuk budidaya tabulampot berupa planter bag. Ukuran pot untuk budidaya tabulampot idealnya tidak kurang dari 50 cm x 50 cm. Pot yang digunakan sebaiknya memiliki kaki yang memisahkan pot dari tanah agar drainase lancar dan akar tanaman tidak merusak pot. 

Media tanam yang digunakan sebaiknya mampu menyimpan cukup air dan nutrisi yang diperlukan tanaman. Media tanam tabulampot terdiri dari tanah, kompos dan arang sekam dengan perbandingan 1:1:1 atau campuran tanah, pupuk kambing, dan sekam padi dengan perbandingan yang sama. Pupuk dolomit bisa diberikan apabila media tanam terlalu asam. Sebelum digunakan, pastikan media tanam bersih dari kerikil dan benda asing lainnya. 

Mulai menanam bibit

Penanam bibit untuk tabulampot sebaiknya tidak dilakukan sembarangan. Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan, diantaranya:

  1. Siapkan pot atau polybag dengan ukuran yang paling kecil. Letakkan pecahan genteng dan ijuk atau sabut kelapa di dasar pot. 
  2. Isi pot dengan media tanam hingga terisi setengahnya. 
  3. Saat tanaman sudah mulai tumbuh dan memiliki banyak daun, potong sebagian daun atau batangnya untuk mengurangi penguapan. Buka polybag saat memindahkan tanaman ke dalam pot. Lalu, timbun dengan media tanam hingga pangkal batang dan padatkan
  4. Siram dengan air hingga media tanam terlihat basah. 
  5. Tabulampot sebaiknya diletakkan di tempat teduh saat awal tanam dan dipindah di ruang terbuka seminggu kemudian. 

Perawatan tabulampot

Perawatan tabulampot meliputi penyiraman, pemangakasan, pemupukan, dan pengendalian hama serta penyakit. Setiap jenis perawatan tabulampot memiliki aturannya masing-masing.

Penyiraman tabulampot dipengaruhi oleh musim dan iklim. Saat musim hujan, tabulampot disiram saat media tanam terlihat kering, sedangkan saat musim kemarau disiram dua kali sehari. Jika tidak ingin terlalu banyak menggunakan air, cara irigasi tetes bisa digunakan untuk tabulampot.

Tabulampot yang mulai tumbuh banyak ranting dan daun harus dilakukan pemangkasan, terlebih saat memasuki fase generatif. Hal ini dilakukan agar nutrisi yang diserap tanaman dimanfaatkan secara maksimal untuk menumbuhkan buah dan memberi celah agar sinar matahari bisa mengenai seluruh permukaan tabulampot. Selain itu, memangkas bagian tabulampot membantu menyingkirkan bagian yang tidak sehat dan berpotensi mengganggu pertumbuhan tanaman.

Agar buah yang dihasilkan berkualitas, jangan lewatkan pemberian pupuk tinggi fosfat dan kalium, serta unsur hara mikro seperti kalsium, mangan, besi, dan lainnya. Pemberian pupuk pertama dilakukan satu bulan setelah tanam dan selanjutnya 3-4 bulan sekali. 

Pengendalian hama dan penyakit sebaiknya dilakukan sesuai dengan pedoman pengendalian hama terpadu agar hama bisa segera diatasi tanpa mengganggu pertumbuhan tanaman.

Nah, banyak banget yang bisa dipelajari dari tabulampot! Kalau tertarik budidaya tanaman tabulampot, coba simak Mudahnya Budidaya Mangga Menggunakan Sistem Tabulampot dan artikel lainnya di blog Gokomodo, ya!

whatsapp
twitter
facebook
linkedin
Footer Gokoup Dan GokoZone
Sehari Jadi Petani Episode 2