Header GokoUp dan GokoZone
Agri Edu

Hadapi Pertanian Modern dengan Pelatihan Petani Digital. Simak Penjelasannya Berikut Ini!

Diterbitkan 27 Nov 2025, 06:14
Pelatihan Petani Digital

Perkembangan teknologi saat ini sudah sangat pesat dan sudah tidak terhindarkan lagi. Hal ini menjadi tantangan serius bagi semua sektor, termasuk sektor pertanian didalamnya. Indonesia, sebagai negara agraris sekaligus negara dengan mayoritas penduduknya menjadikan nasi sebagai makanan pokok, memiliki jumlah petani yang banyak untuk mengelola sawah. Prooduksi pangan pokok di Indonesia masih menggunakan konsep pertanian konvensional dan masih menggunakan alat yang kurang modern, sehingga masih banyak memerlukan peran petani secara fisik di lahan. Tentu saja hal ini mengurangi produktivitas petani dan cenderung tidak efektif. Disinilah letak teknologi pertanian membuat perubahan pada sistem pertanian di Indonesia. Namun, sebelum berbicara banyak tentang perubahan kebiasaan bercocok tanam menjadi lebih modern, alangkah lebih baik untuk mengetahui tentang pelatihan petani digital.

Pelatihan Petani Digital

Pelatihan petani digital merupakan program edukasi yang mengajarkan petani tentang pemanfaatan teknologi digital. Kegiatan ini untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan pemasaran hasil pertanian melalui konsep smart farming, precision farming, dan digital marketing. Tujuan dari pelatihan petani digital tidak lain mencetak petani milenial dan modern yang melek teknologi. Harapan selanjutnya bisa bersaing serta bertahan di era digital sekarang ini. Pelatihan petani digital ada karena banyak kendala dalam hal aktivitas pertanian yang sekarang ini dijalankan, seperti:

Middle GokoUp dan GokoZone
  1. Keterbatasan akses informasi

Informasi yang tersedia sekarang kebanyakan dalam bentuk digital dan hanya bisa diakses mengunakan gadget tertentu saja. Sedangkan petani yang sekarang mengelola sawah mayoritas masih belum melek teknologi, sehingga infomasi penting tentang digitalisasi pertanian seringkali tidak terdengar. Oleh karena itu, pendekatan yang tepat untuk para petani, terutama petani konvensional, adalah dengan mengadakan pelatihan petani digital. 

  1. Persaingan pasar

Dengan adanya teknologi modern, pergerakan ekonomi saat ini juga ikut berubah menajdi lebih cepat. Akibatnya, persaingan di pasar semakin ketat. Hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi petani yang tidak memahami kondisi pasar saat ini. Kebanyakan informasi tentang persaingan pasar, update tentang harga terbaru komoditas juga bisa diakses dengan mudah melalui gadget atau smartphone. Kini sudah saatnya petani mengerti kondisi pasar saat ini untuk mengembangkan hasil pertanian agar dapat bersaing dengan produk pertanian lainnya, baik di dalam maupun di luar negeri. 

  1. Efisiensi produksi

Efisiensi produksi bahan pangan bisa terjadi apabila sudah memahami teknologi terbaru. Dalam konteks ini, petani bisa menekan biaya produksi tanaman pangan apabila sudah memahami teknologi digital pada sektor pertanian. Misalnya saja, petani yang menggunakan sensor pertanian dan aplikasi IoT akan lebih mudah mengontrol penggunaan pupuk dan pestisida dibandingkan yang tidak menggunakan teknologi tersebut. Dengan penggunaan yang terkontrol otomatis pengeluaran untuk membeli saprodi bisa lebih ditekan tanpa harus mengurangi kualitas hasil panen, serta mendapatkan keuntungan yang lebih banyak. Sayangnya, petani Indonesia masih belum menerapkan efisiensi produksi berdasarkan teknologi pertanian.

Materi Pelatihan Petani Digital

Setelah mengetahui ada banyak kendala yang dialami oleh petani, maka ada beberapa hal penting yang perlu diikutsertakan dalam pelatihan petani digital, diantaranya:

Pengenalan dan pelatihan teknologi pertanian secara umum

Jumlah petani di Indonesia didominasi oleh petani konvensional yang memerlukan pemahaman khusus tentang peralatan pertanian yang modern. Pengenalan dan pelatihan teknologi pertanian dasar yang bisa dilakukan seperti penggunaan sensor tanah, droe, dan aplikasi manajemen hasil panen. Selain itu, penting juga untuk belajar membaca data sekaligus analisanya yang sudah dikumpulkan oleh AI dan perangkat teknologi pertanian yang baru. 

Pengenalan aplikasi dan platform digital berbasis pertanian

Aplikasi dan platform digital yang berbasis pertanian sudah banyak ditemui di Indonesia. Rata-rata penggunaan aplikasi dan platform digital masih menggunakan smartphone yang tentu tidak semua petani memilikinya. Untuk itu, perlu sekali memberikan smartphone atau gadget yang mendukung penggunaan aplikasi dan platform digital berbasis petanian agar petani dapat belajar bagaimana merencanakan jadwal tanam dan panen, bagaimana menjual hasil panen langsung ke konsumen tanpa harus melewati rantai pasok yang panjang, serta mengetahui informasi kredit mikro atau pembiayaan pertanian. Penjelasan tentang literasi digital bisa kamu baca di artikel Peluang Petani Digital Menghasilkan Uang di Masa Depan berkat Literasi Digital dan Perkembangan Teknologi Pertanian ya!

Peningkatan literasi digital

Sebenarnya, hal pokok yang harus diketahui oleh petani terlebih dahulu yaitu literasi digital. Ibaratkan literasi digital adalah sebuah pintu menuju ruangan yang berisi alat-alat pertanian dan teknologi modern di bidang pertanian. Tanpa adanya literasi digital, petani tidak bisa menjajaki dunia pertanian modern dengan segudang kemudahan yang diberikan. Pelatihan literasi digital yang bisa diajarkan seperti cara menggunakan smartphone atau gadget yang menunjang pertanian digital, pemahaman tentang internet dan media sosial, serta penggunakan alat pertanian digital dalam produksi bahan pangan. 

Semua hal yang berkaitan dengan modernisasi sistem pertanian di Indonesia sudah terangkum dalam pelaihtan petani digital. Diharapkannya dengan adanya program tersebut, petani yang masih meggunakan metode konvensional maupun petani milenial makin mengerti dan menggunakan teknologi digital dalam produksi pangan kedepannya. Janganketinggalan update seputar pertanian digital dengan baca terus artikel di blog Gokomodo, ya!

whatsapp
twitter
facebook
linkedin
Footer Gokoup Dan GokoZone
Sehari Jadi Petani Episode 2