Diterbitkan 24 Oct 2023

Inilah Hal-hal yang Menyebabkan Gagal Panen dan Cara Antisipasinya

Agri Edu
gagal panen

Ketersediaan bahan pangan merupakan salah satu indikator ketahanan pangan suatu negara. Di Indonesia saja ketahanan pangan tahun 2022 mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Meskipun mengalami peningkatan, jika dibandingkan rata-rata 4 tahun sebelumnya, ketahanan pangan tahun 2022 masih tergolong lebih rendah.

Bahan pangan harus tersedia cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan. Banyak sekali fenomena impor untuk mencukupi kebutuhan pangan, dengan dalih produksi pangan dalam negeri dinilai kurang mampu memenuhi kebutuhan pangan nasional. Salah satu faktor yang berpengaruh dalam ketersediaan pangan yaitu tingginya gagal panen. Baca lainnya- Berikut 10 Hama Tanaman Karet yang Perlu Diwaspadai

Fenomena Gagal Panen

Sumber: The Guardian

Panen yang tidak berhasil merupakan peristiwa dimana tidak ada hasil tanaman pangan yang disebabkan karena kerusakan tanaman, kematian, kehancuran, atau berkurang secara signifikan dari hasil yang diharapkan. Disebut sebagai gagal panen karena kondisinya memang sangat berpengaruh pada petani, konsumen, dan perekonomian. Gagal panen tentunya sangat berdampak, terutama berkurangnya pendapatan petani, jumlah pangan berkurang sehingga menyebabkan kelangkaan, dan kelangkaan menjadi sumber utama naiknya kebutuhan pangan. Berikut hal-hal yang menyebkan gagal panen.

Sumber: Table Media

a. Iklim dan cuaca yang buruk

Perubahan iklim dan cuaca baru-baru ini terbilang sangat ekstrim. Terlebih kedua hal ini terjadi diluar kendali manusia. Beberapa contoh perubahan cuaca dan iklim yang dapat mempengaruhi gagal panen adalah

  • Hujan yang berlebihan hingga menyebabkan banjir.
  • Tingkat kelembaban diatas rata-rata karena dapat menyebabkan tanaman lebih rentan terserang penyakit dan OPT lainnya. 
  • Musim kemarau panjang yang menyebabkan kekeringan sehingga tanaman kekurangan air.
  • Angin kencang yang berpotensi merusak tanaman baik yang berusia sangat muda maupun yang sudah cukup usia. 
  • Badai menyebabkan kerusakan fisik tanaman yang tidak dapat bertahan di lingkungan yang ekstrim.

Seiring berjalannya waktu, petani dapat memantau lahan pertanian maupun perkebunan tanpa harus pergi ke lahan dengan menggunakan teknologi Digital Farming Perkebunan dan Manfaatnya.

b. Serangan OPT dan penyakit

Meskipun OPT dan penyakit pada tanaman bisa dikendalikan, ada beberapa jenis dan keadaan yang membuat serangan ini menyebabkan gagal panen, seperti:

  • Adanya haman tanaman, terutama ulat, lalat, dan kutu yang mengurangi produktivitas dalam jumlah yang signifikan.
  • Penyakit yang menyerang tanaman seperti layu, busuk, dan penyakit pada akar.
  • Penyakit yang disebabkan oleh jamur yang meliputi mildew, rust, atau sclerotinia.
  • Tanaman juga dapat terserang virus seperti mosaic virus atau tomato yellow leaf curl virus.
  • Tanaman yang terinfeksi bakteri fire blight atau citrus canker.

c. Nutrisi tanaman tidak terpenuhi

Tanaman mendapatkan nutrisi dari dalam tanah. Kompetisi atas unsur hara seringkali terjadi antar tanaman, sehingga rentan terjadi kekurangan nutrisi pada tanaman. Akibat yang fatal yaitu banyaknya tanaman tidak produktif yang kemudian mati. Sebaiknya tanaman mendapatkan nutrisi berikut ini dengan jumlah yang cukup

  • Nitrogen yang diperlukan untuk pertumbuhan vegetatif tanaman.
  • Fosfor diperlukan untuk membantu pertumbuhan akar dan produksi buah.
  • Kalium berguna untuk mempercepat proses pertumbuhan generatif pada tanaman. 
  • Magnesium penting untuk pembentukan klorofil sebagai sarana tanaman untuk mendapatkan makanannya.
  • Unsur hara mikro seperti zat besi, mangan, zinc, tembaga, dan boron yang penting untuk pertumbuhan dan produksi tanaman.

d. Teknik pertanian yang tidak sesuai. 

Pentingnya untuk selalu update tentang pengetahuan pertanian salah satunya untuk mencegah gagal panen. Pengetahuan pertanian akan mengajarkan teknik pertanian terbaru dan tentunya baik untuk tanaman. Selain itu ketersediaan peralatan dan cara pengolahan lahan yang tidak sesuai juga menyumbang potensi kegagalan panen. 

e. Aktivitas manusia

Manusia merupakan makhluk hidup yang bertanggungjawab atas lahan pertanian maupun perkebunan. Manusia membantu merawat tanaman dan menanggulangi serangan OPT serta penyakit. Tentunya untuk merawat lahan, diperlukan bahan kimia maupun bahan organik. Pemakaian bahan kimia yang berlebihan seperti pestisida berpotensi menyebabkan gagal panen.

Selain itu aktivitas manusia yang berkontribusi terhadap gagal panen yaitu pembuangan limbah yang tidak terorganisir sehingga meningkatkan efek rumah kaca. Terlalu banyak efek rumah kaca yang dihasilkan akan mempengaruhi iklim dan cuaca sekitar.

Hal-hal yang Dilakukan untuk Mencegah Sebabnya Gagal Panen

Sumber: Nasa Harvest

Agar serangan OPT dan penyakit tidak menimbulkan gagal panen, ada beberapa cara pencegahannya, antara lain:

  1. Perlunya analisis tanah dan cuaca sebelum memasuki musim tanam sehingga jenis tanaman yang akan ditanam sesuai dengan habitatnya.
  2. Merawat tanaman dengan baik seperti penyiraman yang tepat, pemberian pupuk yang sesuai, serta mengendalikan OPT dan penyakit tanaman secara berkala.
  3. Mempelajari teknik budidaya yang baik. Teknik budidaya yang dimaksud adalah sistem tanam tumpangsari, rotasi tanaman, dan sistem tanam terpadu.
  4. Memperbanyak jenis tanaman sehingga terjadi gagal panen, masih ada jenis tanaman yang lainnya.
  5. Menerapkan pengelolaan resiko seperti asuransi tanaman atau mengikuti program dari pemerintah.

Ternyata gagal panen memang sangat berpengaruh pada ketersediaan pangan dalam suatu negara, termasuk Indonesia. Tidak menjamin pula negara agraris memilki ketersediaan pangan yang menentu, bahkan di Indonesia seringkali ditemukan impor beras, kedelai, dan bahan pokok lainnya agar kebutuhan pangan terpenuhi. Temukan artikel tentang pertanian lebih lengkap hanya di website Gokomodo!

whatsapp
twitter
facebook
linkedin