Header GokoUp dan GokoZone
Agri Edu

Kelangkaan Pupuk Merupakan Musibah Bagi Petani, Ini Strategi untuk Mengatasinya

Diterbitkan 19 Jun 2025, 14:17
Kelangkaan Pupuk

Kelangkaan pupuk di Indonesia seringkali dikeluhkan oleh para petani, padahal pupuk sangat penting untuk menunjang pertumbuhan tanaman. Jika kondisi ini terus terjadi maka dapat memengaruhi krisis pangan dan harga pangan pun akan melambung. Oleh karena itu, kelangkaan pupuk menjadi masalah yang cukup serius untuk segera diselesaikan.

Presiden Prabowo Subianto bahkan telah menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun 2025. Melalui peraturan tersebut, pemerintah kemudian mengambil langkah yang lebih tegas dan terarah dalam mengelola distribusi pupuk. Simak ulasan berikut untuk mengikuti informasi mengenai strategi untuk menghadapi masalah kelangkaan pupuk.

Strategi Menghadapi Kelangkaan Pupuk di Indonesia

Kebijakan Impor Pupuk

Saat ini Indonesia memang telah memiliki beberapa sentra produsen pupuk di berbagai wilayah. Namun jumlah yang dihasilkan masih belum mengimbangi jumlah kebutuhan petani yang kian meningkat. Kebijakan melakukan impor kemudian menjadi komitmen pemerintah untuk memastikan ketersediaan pupuk bersubsidi bagi petani.

Middle GokoUp dan GokoZone
sumber: iStock

Penetapan Alokasi Pupuk Bersubsidi

Penetapan alokasi pupuk bersubsidi sebelumnya memang cukup bermasalah sebab seringkali dihadapkan dengan urusan birokrasi yang rumit. Kondisi ini membuat petani tidak memiliki akses yang jelas untuk bisa mendapatkan pupuk bersubsidi. 

Kini Kementerian Pertanian telah membuat pembaruan agar mekanismenya menjadi lebih sederhana. Namun untuk mewujudkan usaha ini perlu adanya kerja sama banyak pihak misalnya melalui Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) maupun pengecer resmi.

Memperluas Jenis Pupuk Bersubsidi

Jika sebelumnya jenis pupuk bersubsidi sangat terbatas pada pupuk tertentu, kini pilihannya lebih diperbanyak. Petani tidak hanya akan mendapatkan pupuk urea, SP-36, NPK, dan ZA bersubsidi saja melainkan pupuk organik juga masuk daftar subsidi. Kebijakan ini tentu menjadi angin segar bagi para petani yang ingin memanfaatkan produk ramah lingkungan.

Memastikan Ketersediaan Pupuk

Banyaknya jumlah pupuk bersubsidi dan aneka pilihan jenis yang tersedia tidak akan ada artinya tidak diimbangi dengan usaha distribusi yang tepat. BUMN yang mendapat mandat dalam menjaga ketahanan pangan nasional berusaha mengimplementasikan prinsip 6 Tepat yaitu tepat jenis, jumlah, harga, tempat, waktu, dan mutu dalam distribusi pupuk bersubsidi.

Sebelum mengumumkan keberadaan pupuk bersubsidi ini kepada para petani, pemerintah telah memastikan ketersediaan pupuk di berbagai gudang regional. Langkah ini diharapkan bisa menjamin kebutuhan petani selama proses pertanian agar mendapatkan hasil panen yang melimpah.

Penerapan Sistem Digital

Digitalisasi saat ini memang telah merambah bidang pertanian karena diharapkan dapat meningkatkan efektivitas termasuk dalam pengadaan pupuk bersubsidi. Saat ini pemerintah telah menerapkan sistem digital bernama i-Pubers (Integrasi Pupuk Bersubsidi). Sistem tersebut memungkinkan adanya transparansi penyaluran pupuk agar lebih cepat dan akurat.

Adanya Pengawasan Ketat

Meski pengadaan pupuk telah dilakukan dengan kehati-hatian, namun proses distribusi yang panjang mungkin menjadi wilayah yang rawan. Oleh karena itu, pemerintah melakukan pengawasan yang ketat sekaligus memangkas sistem birokrasi yang panjang. Upaya pemangkasan proses distribusi ini juga dapat menghilangkan hambatan administratif. 

Nah, itu dia strategi yang bisa dilakukan untuk mengatasi kelangkaan pupuk di Indonesia. Semoga dengan adanya upaya-upaya di atas, kondisi kelangkaan pupuk tidak akan terjadi lagi kedepannya, sehingga para petani tidak perlu merasa khawatir lagi. Dapatkan informasi seputar dunia pertanian di website Gokomodo, seperti Tidak Perlu Menunggu Lama, Inilah Tanaman Pangan yang Cepat Panen

whatsapp
twitter
facebook
linkedin
Footer Gokoup Dan GokoZone
Sehari Jadi Petani Episode 2