Kemitraan Agribisnis Close Loop: Pengertian dan Dampaknya pada Indonesia
Kebutuhan manusia akan bahan makanan semakin hari semakin banyak. Dengan adanya teknologi dan pengetahuan baru, agribisnis ikut terbantu dalam memenuhi kebutuhan pangan. Sekarang ini agribisnis mempunyai model bisnis terbaru yaitu sistem kemitraan close loop.
Agribisnis merupakan bisnis yang berkecimpung dalam dunia pertanian/agrikultur. Fokus agribisnis pada distribusi hasil pertanian, pemasaran produk pertanian, hingga memastikan produk dapat dimanfaatkan oleh konsumen. Sebelum membahas tentang sistem kemitraan close loop, baiknya berkenalan terlebih dahulu dengan agribisnis beserta sektornya – Ketahui 5 Sektor Agribisnis di Indonesia.
Program kemitraan agribisnis close loop
Tahun 2021 merupakan tahun dimana Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mengenalkan program kemitraan close loop untuk agribisnis. Kemitraan close loop merupakan kemitraan agribisnis dari hulu hingga hilir. Lingkup kemitraan close loop berkembang pada ekosistem digital, teknik budidaya Good Agricultural Practices, sistem logistik yang memadai, serta jaminan pasar dan harga produk bersaing dari off taker. Program ini pertama kali diterapkan di Kabupaten Garut sekaligus sebagai kota pilot project kemitraan close loop.
Sebanyak 22 petani dengan luas lahan 13 hektar, ikut serta dalam program kemitraan close loop di Kabupaten Garut. Setelah satu tahun mengikuti program ini, ada peningkatan pendapatan petani sebanyak 10-15%. Petani juga terbantu untuk fokus dengan budidaya tanaman karena sudah ada jaminan harga dari off taker.
Mengikuti suksesnya implementasi kemitraan close loop di Kabupaten Garut, kini sosialisasi program ini mencapai 16 kabupaten dan 10 diantaranya mulai implementasi hingga tahun 2023. Kabupaten Simalungun dan Kota Surabaya menjadi salah satu dari 16 kabupaten yang telah sosialisasi program ini.
Petani di Kabupaten Simalungun terbantu dengan adanya kepastian harga menarik dan pasar yang sesuai. Off taker juga terbantu menemukan komoditas yang sesuai dengan kriteria pasar. Dapat disimpulkan program ini membentuk simbiosis mutualisme antara petani dan off taker.
Pemerintah Kota Surabaya bekerjasama dengan PT Paskomnas membangun jaringan nasional pasar induk sebagai pusat distribusi melalui kemitraan close loop ini. Rencananya, kemitraan close loop Jawa Timur akan bekerjasama dengan Bali. Di Jawa Timur banyak melibatkan stakeholders demi suksesnya kemitraan close loop ini seperti Pondok Pesantren Fathul Ulum Jombang, UD Jalu Mahatma, dan KTNA Sejahtera Jember.
Kemitraan close loop sebagai wujud pemerintah dalam menciptakan ekosistem pasar sehingga penggunaan sumber daya menjadi lebih efisien dan mengurangi resiko hal-hal yang tidak diinginkan. Selain itu, program ini juga ditujukan untuk kesejahteraan petani dan mewujudkan ketahanan pangan berkelanjutan. Jangan lewatkan informasi terupdate dunia agribisnis Indonesia di website Gokomodo, ya!