Kenali Hama Penghisap Buah Kakao yang Menyebabkan Produktivitas Pohon Kakao Menurun
Banyak sekali hama yang menyerang pohon kakao. Adanya serangan hama tentunya bisa menyebabkan kerugian apabila tidak segera ditangani – Kenali Hama Tanaman Kakao Sebelum Melakukan Pengendalian Hama. Pada artikel ini akan dijelaskan lebih spesifik salah satu hama penghisap buah kakao.
Mengenal Helopeltis sp.
Hama Helopeltis sp. biasa dikenal dengan kepik yaitu hama penghisap buah kakao. Sesuai dengan namanya, hewan ini masih satu famili dengan kupu-kupu. Hama ini banyak ditemui di negara penghasil kakao seperti Indonesia, Malaysia, Papua Nugini, negara di Afrika Barat, Afrika Timur, dan Amerika Selatan.
Kepik penghisap kakao memiliki ciri fisik tubuh bagian tengah berwarna hitam atau kehijauan dengan garis putih, terdapat embelan mirip jarum pentul di tengah tubuhnya, serta sayap tembus pandang. Tidak hanya kepik penghisap kakao dewasa yang merugikan, telur dan nimfanya pun sama-sama membawa penyakit pada tanaman kakao.
Kepik penghisap kakao biasanya menyerang buah dan pucuk tunas pohon kakao yang masih muda. Akibat dari serangan tersebut ialah kematian bakal buah dan pucuk. Tentunya serangan kepik penghisap kakao meninggalkan jejak seperti adanya bercak coklat kehitaman. Pada buah kakao, serangan hama ini awalnya membuat layu pentil sehingga buah akan mengering sehingga menghambat pertumbuhan biji dan menyebabkan kematian buah. Serangan hama paling berat dapat menyebabkan daun gugur dan ranting mengeras.
Serangan hama ini biasanya terjadi pada pagi dan sore hari sebab hama tidak menyukai cahaya matahari. Sebaiknya tingkatkan kewaspadaan kepik penghisap kakao saat musim hujan, sebab pada saat inilah puncak populasinya. Serangan kepik penghisap kakao bisa diminimalisir dengan cara sanitasi kebun, memotong tunas air setiap dua minggu, meletakkan predator hama, pembungkusan biji kakao ukuran 8-12 cm dengan plastik, dan aplikasi pestisida sintetis.
Setelah mengetahui dan mengenal hama penghisap pada pohon kakao, serangan hama bisa segera ditangani. Jika tidak segera ditangani hingga tuntas, kepik penghisap kakao dapat menyebabkan penurunan produksi hingga 50% dan memakan biaya produksi 40% lebih banyak. Sebagai negara pengekspor kakao, kondisi ini tentu menyebabkan menurunnya pendapatan negara. Tertarik artikel seputar ekspor hasil perkebunan sawit dan perkebunan lainnya? Jangan lewatkan artikelnya hanya di website Gokomodo!