Revolusi Cara Tanam Kopi Mampu Tingkatkan Produktivitas
Siapa yang tak kenal tanaman kopi? Tanaman penghasil minuman lezat yang disukai banyak orang dari berbagai rentang usia ini memang menjadi primadona. Tak hanya karena rasa yang khas, kopi juga memiliki banyak manfaat untuk kesehatan dengan konsumsi sewajarnya.
Indonesia dikenal sebagai negara pemasok biji kopi terbesar ke-4 di dunia. Dengan luas lahan sekitar 1,3 juta hektar, jumlah produksi rata-rata setiap tahun bisa mencapai sekitar 600.000 ton biji kopi. Meskipun sudah cukup besar, namun jumlah itu masih tertinggal jauh dari negara Brazil. Brazil mampu menghasilkan sekitar 4 juta ton biji kopi dengan luas lahan separuh dari luas lahan Indonesia.
Ada tiga faktor penyebab yang menyebabkan hasilnya sangat berbeda. Pertama, kurangnya pengetahuan petani, kurangnya penggunaan pupuk, dan pola tanam yang masih tradisional. Faktor tersebut akan membuat jumlah biji kopi yang dihasilkan kurang, dan dikhawatirkan tidak bisa memenuhi kebutuhan masyarakat yang terus meningkat.
Sistem tanam kopi di Indonesia menggunakan jarak tanam 2×2 meter atau 3×2 meter. Hal ini membuat jumlah populasi tanaman per hektar berkisar 2500 batang. Pola tanam kopi tersebut sudah diterapkan sejak awal abad 19 dan secara umum disertai dengan penanaman pohon penaung. Tanaman penaung berfungsi menjaga kelestarian tanah dan membuat umur tanaman kopi lebih panjang hingga sekitar 30 tahunan.
Sayangnya, pola tanam kopi tersebut juga disertai dengan penggunaan pupuk yang sangat minim. Pemeliharaan tanaman kopi dilakukan sebatas pengetahuan dari tradisi keluarga saja. Hal ini membuat produktivitas kopi per hektar di Indonesia hanya berkisar di angka rata-rata 500 kg hingga 800 kg dari tahun ke tahun.
Apa yang bisa dilakukan untuk meningkatkan produktivitas kopi:
Peningkatan produktivitas kopi per hektar di Brazil terjadi karena menerapkan pola tanam rapat, yaitu 2,5 x 1 m atau 3 x 0,5 m. Dengan begitu, jumlah tanaman per hektar dapat mencapai sekitar 7000 batang. Brazil juga menerapkan pemupukan tepat dosis dan tepat jenis yang disertai pemeliharaan secara baik dan benar.
Indonesia bisa menyusul Brazil asalkan para petani mau melakukan revolusi pola tanam, meningkatkan pengetahuan terkait pemeliharaan tanaman, dan memberikan pupuk sesuai dosis dan jenis yang dianjurkan. Selain itu, dibutuhkan juga peran serta pemerintah, dengan memberikan pemahaman dan penyediaan pupuk, meningkatkan keterampilan petani kopi, dan memberikan dukungan modal.
Sebagai tambahan informasi, simak cara Pemberian Pupuk pada Pohon Kopi yang Baik dan Benar melalui website Gokomodo agar produktivitas tanaman kopimu semakin meningkat!