Diterbitkan 27 Nov 2024

Sejengkal Lebih Dekat dengan Ulat Hijau: Pengenalan dan Rekomendasi Pengendaliannya

Agri Edu
Ulat Hijau

Di balik daun hijau yang segar, tersembunyi ancaman serius bagi tanaman budidaya. Ulat hijau Helicoverpa armigera, dengan kemampuan kamuflasenya yang baik, sering kali tidak terdeteksi hingga kerusakan pada tanaman sudah parah. Meskipun berukuran kecil, ulat ini mampu merusak berbagai bagian tanaman, mulai dari daun, bunga, hingga buah. Untuk mengenal lebih jauh tentang hama ini, baca pembahasan dari Gokomodo berikut ini.

Ulat Hijau Helicoverpa armigera

Ulat hijau (Helicoverpa armigera) dikenal juga dengan ulat kapas. Hama ulat ini dapat ditemukan di Afrika, Eropa, Asia, Australia, dan Amerika Selatan. Sebagai hama, ulat hijau jenis Helicoverpa armigera terkenal banyak menyerang tanaman kacang kedelai, kapas, jagung, tomat, kacang kapri, dan buncis. Informasi lebih jelas tentang ulat Helicoverpa armigera, kamu bisa membacanya pada sistem klasifikasi ulat hijau (Helicoverpa armigera):

  • Kingdom: Animalia (Hewan)
  • Phylum: Arthropoda (Artropoda)
  • Class: Insecta (Serangga)
  • Order: Lepidoptera (Ngengat dan Kupu-kupu)
  • Family: Noctuidae (Ngengat nokturnal)
  • Genus: Helicoverpa
  • Species: Helicoverpa armigera

Agar bisa lebih berhati-hati dengan ulat hijau Helicoverpa armigera, Gokomodo akan membahas hal-hal yang perlu kamu tahu tentangnya.

Ulat Hijau Helicoverpa armigera: Siklus Hidup

Ulat hijau Helicoverpa armigera menyukai daerah beriklim hangat, seperti di negara tropis dan sub-tropis. Jika cuaca mendukung, ulat hijau Helicoverpa armigera bisa menghasilkan hingga 11 keturunan dalam satu tahun. 

Ulat hijau Helicoverpa armigera menetas dari kepompong sekitar bulan Maret hingga Juni. Setelah menetas, ulat hijau Helicoverpa armigera hanya mampu bertahan selama 10 hari. Selama 10 hari, ulat hijau Helicoverpa armigera betina bisa bertelur hingga ribuan butir pada tanaman inang. 

Butuh waktu 3-11 hari untuk telur menetas. Setelah telur menetas, larva bisa hidup berkisar 19-36 hari. Selama itu pula larva akan melalui 7 fase pertumbuhannya. Jika sudah melalui fase siklus hidupnya, larva akan jatuh ke tanah atau tetap pada tanaman inang untuk membentuk kepompong. Secara keseluruhan, membutuhkan waktu 4-12 minggu. 

Ulat Hijau (Helicoverpa armigera): Dampak Serangan

Ulat hijau Helicoverpa armigera menyerang tanaman yang hasilnya bernilai tinggi, seperti kapas, tomat, dan jagung. Apalagi ulat hijau Helicoverpa armigera bisa hidup di berbagai bagian tanaman, mulai dari daun, bunga, biji, hingga buah. Persebaran ulat hijau Helicoverpa armigera yang tergolong cepat membuat kerugian yang dihasilkan sangat besar dalam waktu yang singkat. 

Gejala awal serangan umumnya bisa terlihat apabila ulat hijau Helicoverpa armigera memakan daun, bunga, dan bagian luar buah. Lebih parahnya lagi, ulat hijau Helicoverpa armigera bisa ‘melubangi’ buah sehingga buah membusuk lebih cepat. Tanaman akan mengalami hambatan pertumbuhan jika ulat hijau Helicoverpa armigera memakan tunas muda dan titik tumbuh tanaman. Gejala spesifik bisa berbeda-beda tergantung jenis tanaman inang. 

Ulat Hijau (Helicoverpa armigera): Rekomendasi Pengendalian

Ulat hijau Helicoverpa armigera terkenal dengan sulitnya dikendalikan, namun bukan berarti pengendalian hama terpadu tidak bisa dilakukan. Apabila serangan ulat hijau Helicoverpa armigera sudah terlalu masif, kamu bisa mempertimbangkan menggunakan pestisida. Nah, apa saja pestisida yang cocok untuk mengendalikan Helicoverpa armigera? Berikut Gokomodo beri rekomendasinya.

Larvin 75 WP

Larvin 75 WP merupakan pestisida yang dilengkapi dengan racun kontak dan lambung. Dalam penggunaannya, Larvin 75 WP bisa disuspensikan dengan air sehingga mudah diaplikasikan pada tanaman. Bahan aktif larvin 75 WP meruapkan tiodikarb. Pestisida yang sudah terserap pada tubuh ulat hijau Helicoverpa armigera akan menghambat enzim asetilkolinesterase yang berperan dalam transmisi impuls saraf. Jika produksi enzim asetilkolinesterase terhambat, ulat hijau Helicoverpa armigera dapat mati perlahan. 

Buldok 25 EC

Buldok 25 EC merupakan pestisida yang memiliki racun perut yang berbentuk emulsi berwarna kuning. Bahan aktif buldok 25 EC beta cyfluthrin 25 gram/liter dengan tingkat racun sedang. Penggunaan buldok 25 EC termasuk pestisida spektrum luas dan digunakan pada tanaman anggrek, anggur, apel, bawang merah, jagung, kentang, kopi, dan tanaman hortikultura lainnya. 

Organeem

Nah, Organeem merupakan salah satu pestisida organik yang terbuat dari minyak mimba. Minyak mimba mengandung azadirachtin yang bertindak sebagai pestisida mempengaruhi daya makan, pertumbuhan, daya reproduksi, proses ganti kulit, menghambat perkawinan, penurunan daya tetas telur, dan menghambat pembentukan kitin. Meskipun banyak manfaatnya, efektivitas menggunakan pupuk organik lebih rendah dibandingkan menggunakan pestisida kimia. 

Meskipun Helicoverpa armigera merupakan hama yang sulit dikendalikan, dengan upaya yang terus-menerus dan penerapan pengendalian hama terpadu yang tepat, masalah hama ulat hijau Helicoverpa armigera dapat teratasi. Selain rekomendasi pestisida di atas, masih banyak lagi rekomendasi pestisida untuk ulat hijau yang dapat kamu baca di artikel Inilah Insektisida Untuk Ulat yang Terbukti Efektifnya! Kalau kamu masih perlu pengetahuan lebih banyak tentang melakukan pertanian, terutama saat musim hujan, kamu bisa cari di blog Gokomodo, ya!

whatsapp
twitter
facebook
linkedin