Yuk, Cari Tahu Proses Panen Kelapa Sawit Lebih Lanjut!
Proses produksi pada sektor agrikultur mempunyai tujuan menghasilkan produk yang berkualitas saat panen. Sebenarnya, proses produksi tidak berhenti pada proses panen saja, loh. Ada proses tambahan dan standarisasi tertentu yang juga menentukan kualitas produk saat panen. Proses panen menjadi sangat krusial untuk tanaman komoditas seperti kopi dan kelapa sawit – Penting! Ketahui Cara Panen Kopi dan Proses Pasca Panennya.
Panen merupakan sebuah proses penting dalam pengelolaan tanaman kelapa sawit yang menghasilkan. Ternyata, panen kelapa sawit juga menjadi faktor penting dalam pencapaian produktivitas. Proses panen kelapa sawit tidak serta merta memetik kelapa sawit yang sudah matang. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, seperti:
Standar Kematangan Kelapa Sawit Saat Panen
Dengan adanya standar kematangan, diharapkan ada keseragaman kualitas dan kuantitas kelapa sawit saat dipetik. Penentuan standar kematangan yaitu dengan menghitung humlah brodolan yang ada di permukaan tanah. Brodolan kelapa sawit perlu dijaga agar tidak banyak buah busuk dan jumlahnya tidak banyak.
Untuk meminimalisir brodolan, cara yang bisa dilakukan yaitu menerapkan jarak interval panen tidak boleh melebihi 10 hari pada tiga tahun pertama sejak kelapa sawit menghasilkan dan tidak boleh melebihi 14 hari pada tanaman yang lebih tua. Inilah kriteria jumlah brodolan yang menjadi standar panen kelapa sawit
Area datar : 2 brodolan/kg berat tandan
Area miring : 1 brodolan/kg berat tandan
Tingkat kematangan yang baik terletak pada kriteria fraksi 2 dan 3 dengan jumlah brodolan maksimal 12,5%. Komposisi panen yang disarankan yaitu fraksi 2+3+4 = 80%; fraksi 5 = 5%; dan fraksi 1 = 15%.
Tingkat Kematangan Tandan Kelapa Sawit Saat Panen
Pada penjelasan standar kematangan kelapa sawit telah disebutkan komposisi ideal panen dari beberapa fraksi. Lebih lengkapnya, berikut daftar fraksi atau tingkat kematangan tandan kelapa sawit berdasarkan jumlah brodolan:
a. Fraksi 00 : Tidak ada brodolan (mentah)
b. Fraksi 0 : 1-12,5% (mentah)
c. Fraksi 1 : 12-52,5% (kurang matang)
d. Fraksi 2 : 25-50% (matang tipe I)
e. Fraksi 3 : 50-75% (matang tipe II)
f. Fraksi 4 : 75-100% (lewat matang I)
g. Fraksi 5 : Semua buah membrodol
Metode Panen Kelapa Sawit
Cara panen kelapa sawit tidak bisa disamaratakan antara satu pohon dengan pohon yang lainnya. Terdapat 2 metode cara panen dilihat dari usia pohon kelapa sawit
- Tanaman kurang dari 7 tahun dipanen dengan menggunakan alat dodos dengan lebar 10-27,5 cm dan menggunakan gagang pipa besi/tongkat kayu
- Tanaman yang berusia lebih dari 7 tahun dipanen dengan menggunakan egrek yang disambung dengan pipa alumunium/batang bambu
Tata Laksana Panen Kelapa Sawit
Sebelum mulai dipanen, setidaknya sudah mengetahui mana saja pohonkelapa sawit yang perlu dipanen dengan cara melihat brodolan buah kelapa sawit. Tandan buah yang matang setidaknya mempunya satu brodolan di piringan. Selain itu perlu juga memperhatikan rotasi panen yang dijaga pada jarak 7-10 hari tandan buah segar. Brodolan tandan buah segar kemudian disusun rapi pada tempat pengumpulan pabrik.
Saat panen, perlu juga memperhatikan angka kerapatan panen dengan tujuan menyesuaikan transportasi petani yang melakukan panen. Angka kerapatan panen diperoleh dari pembagian jumlah tandan yang dipanen dari keseluruhan pohon yang dipanen setiap bloknya.
Proses panen juga harus tetap produktif dengan cara menentukan sistem ancak/petak. Satu ancak bisa terdiri dari 2-4 baris tanaman yang berdekatan dan tergantung juga pada kerapatan buah yang masak. Agar lebih mudah, area panen dibagi menjadi 5-6 bagian untuk memudahkan proses pengancakan. Ada 3 proses pengancakan yang bisa digunakan, yaitu sistem ancak giring murni, sistem ancak panen tetap, dan ancak tetap.
Pengaturan Tenaga Kerja Saat Panen Kelapa Sawit
Kebutuhan tenaga kerja disesuaikan dengan jumlah area yang dipanen atau kemampuan tiap-tiap petani. Petani dikelompokkan dengan jumlah 15-15 orang dalam satu kelompok dan setiap kelompok diawasi oleh 1 mandor. Dalam satu kelompok, setidaknya ada petani yang bertugas untuk membrodol dan memanen dengan perbandingan jumlah 1:1. Selain luas perkebunan, penentuan tenaga kerja juga didasarkan pada topografi, jenis alat angkut, usia, norma kerja, sistem panen, dan lainnya.
Alat Panen Kelapa Sawit
Pengadaan alat panen – disesuaikan dengan metode panen, dibagi menjadi dua yaitu alat untuk memanen kelapa sawit berusia kurang dari dan lebih dari 7 tahun.
- Alat panen kelapa sawit usia kurang dari 7 tahun
- Dodos dengan lebar 10-12,5 cm
- Kantong/piring untuk pengutipan brodolan
- Kapak kecil/parang untuk memangkas tangkai
- Kerta dorong
- Jaring panen
- Alat panen kelapa sawit usia lebih dari 7 tahun
- Egrek
- Kapak kecil
- Batu asah
- Kereta dorong
- Jaring panen
Cara Panen Kelapa Sawit
- Potong pelepah yang menyangga buah matang
- Potong juga tangkai pada tandan kelapa yang matang
- Ambil brodolan kelapa sawit yang ada pada ketiak pelepah
- Tandan yang sudah dipotong, kemudian dibawa ke jalan pikul, sedangkan brodolan di piringan dikumpulkan
- Pelepah disusun pada gawangan mati dan dipotong menjadi 3 bagian
- Setelah panen selesai, buah kelapa sawit dibawa ke tempat pengumpulan hasil.
Wah, setelah membaca tata cara panen kelapa sawit ternyata prosesnya tidak hanya memetik buahnya saja. Dengan adanya standar cara panen ini juga bermanfaat untuk menjaga kualitas buah kelapa sawit sebelum diambil minyaknya. Tidak heran jika kelapa sawit bisa dihargai dengan mahal di pasar global. Tertarik dengan informasi tentang industri kelapa sawit? Tenang, kamu bisa baca melalui artikel di website Gokomodo, ya!