Peluang Startup Agritech di Sektor Pertanian Indonesia
Sebagai negara agraris, Indonesia dikenal memiliki sektor pertanian yang memegang peran penting dalam menggerakkan roda perekonomian nasional. Didukung dengan kondisi geografis Indonesia yang berada di wilayah tropis dengan curah hujan cukup tinggi dan selalu cukup mendapatkan sinar matahari sepanjang tahun, kondisi lahan yang ada tentunya sangat subur.
Meski demikian, sektor pertanian Indonesia tidak selalu berjalan lancar tanpa ada kendala sedikitpun. Sebab, dalam waktu beberapa tahun terakhir, sektor ini menemui sejumlah masalah, mulai dari lahan yang mulai menipis, kekurangan modal, hingga harga hasil panen di pasaran yang cenderung fluktuatif.
Adapun berbagai masalah di atas rupanya membuat para generasi muda mulai enggan berkecimpung di sektor pertanian. Bahkan, jumlah petani yang bergerak di semua komoditas sektor pertanian juga mengalami penurunan dalam jumlah yang tidak sedikit dari tahun ke tahun.
Guna mengatasi masalah di atas, beberapa perusahaan atau startup agritech (agriculture technology) mulai memberikan solusi nyata untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada. Meski tidak secara langsung menyelesaikan semuanya, namun adanya peluang startup agritech akan mendukung sektor pertanian menjadi lebih baik dan efisien.
Di Indonesia, startup agritech datang untuk menyelesaikan tiga permasalahan utama di sektor pertanian, yakni akses modal,akses pasar, dan akses teknologi.
Ulasan singkat peluang startup agritech di Indonesia
1. Startup Agritech Akses Modal
Guna membantu pekerja di sektor pertanian mendapatkan modal, seperti akses pinjaman dari bank, kini hadir beberapa startupdi Indonesia. Umumnya, layanan yang diberikan perusahaan adalah P2P lending (peer-to-peer), yakni mempertemukan petani yang membutuhkan modal dengan para investor secara langsung.
2. Startup Agritech Akses Teknologi
Selain dua kategori di atas, masih ada startup agritech yang menawarkan solusi akses teknologi, seperti teknologi Internet of Things (IoT). Penerapan IoT di bidang pertanian akan membantu para petani untuk bisa menjalankan praktik pertanian secara otomatis dan terstandardisasi.
3. Startup Agritech Akses Pasar
Sulitnya memperluas akses pasar membuat para petani mau tidak mau harus menjual hasil panennya kepada tengkulak dengan harga yang rendah. Oleh sebab itu, para petani perlu teknologi yang memungkinkan untuk menjual hasil pertaniannya langsung ke para konsumen.
Dari masalah tersebut, kini telah hadir beberapa startup agritech yang dapat memotong alur transaksi tanpa tengkulak. Dengan cara ini, petani bisa langsung terhubung ke para konsumen melalui aplikasi smartphone dan memperoleh pemasukan yang lebih besar.
Dari sisi perusahaan besar, startup agritech akses pasar yang sangat membantu adalah Gokomodo. Melalui layanan Corporate Commerce, perusahaan besar di bidang agrikultur akan lebih mudah memasarkan produknya kepada konsumen atau user.
Selain itu, Gokomodo juga menjadi strategic partner Aria yang mendukung aplikasi Aria Tani – Gokomodo Berpartisipasi dalam Peluncuran Aplikasi Aria Tani. Aplikasi ini digunakan untuk pemesanan jasa mapping, drone spraying, dan konsultasi dengan ahli agronomi digital mengenai berbagai masalah tanaman.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa peluang agritech untuk pengembangan pertanian Indonesia masih sangat terbuka lebar dan memiliki masa depan yang cerah. Selamat berinovasi!