Penggunaan Mikroorganisme Sebagai Inovasi Agrikultur
Jepang merupakan negara maju dalam teknologinya. Tidak hanya terkenal dengan produksi otomotif, Jepang juga mengeluarkan inovasi terbaru yaitu dengan mikroorganisme yang dikenal dengan Effective Microorganisms (EM). Pada tahun 1980, EM pertama kali dikembangkan oleh Prof. Dr. Teruo Higa dari University of The Ryukyus Jepang. EM sudah diterapkan di berbagai negara seperti Amerika Serikat, Brazil, Taiwan, Selandia Baru, Australia, dan Indonesia.
Di Indonesia, EM dikenal dengan EM4 dan berperan dalam pengembangan pertanian organik yang ramah lingkungan. Teknologi EM pertama kali dibawa di Indonesia pada tahun 1993. EM4 ini tidak hanya bermanfaat besar untuk pertanian, tetapi juga bermanfaat untuk sektor perikanan dan perkebunan. EM4 telah teruji lebih efektif dibandingkan dengan MOL. Keefektifan EM4 terlihat dari proses perkembangbiakan mikroorganisme sebanyak 4 kali.
Menurut pakar pertanian organik di Indonesia, Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M. Agr, Effective Microorganisms (EM) berasal dari kultur mikroorganisme dari lactobacillus, ragi, dan actinomyces bakteri fotosintetik, bakteri pelarut fosfat, dan jamur fermentasi yang memiliki kegunaan pokok untuk menyuburkan tanah, kestabilan produksi, mempercepat proses fermentasi, dan menyediakan zat hara.
Salah satu riset telah dilakukan pada tanaman dua bayam merah hidroponik yang diberikan campuran EM4 ditambahkan pupuk kotoran ayam dan pupuk jenis lain oleh Eka Jumiati pada 2009. Hasilnya menunjukkan bahwa bayam merah yang diberikan campuran EM4 dengan campuran pupuk kotoran ayam memiliki batang yang lebih tinggi dan daun yang lebih lebat.
Penggunaan EM4 dalam sektor pertanian sudah banyak digunakan pada berbagai tanaman seperti cabai, padi, pepaya, bawang merah bahkan tanaman hias. Itulah informasi mengenai inovasi agrikultur, kamu bisa mendapatkan kebutuhan agrikultur melalui Gokomodo, loh! Kunjungi websitenya untuk informasi lebih lengkap.