Diterbitkan 12 Jul 2024

Apakah Kamu Tahu Apa Itu Alelopati ? Zat Organik Yang Berasal Dari Tumbuhan

Agri Edu
Alelopati

Terhambatnya pertumbuhan tanaman tidak hanya disebabkan oleh hama maupun penyakit tetapi juga dapat timbul karena efek alelopati. Alelopati secara sederhana dapat diartikan sebagai bentuk interaksi biokimia secara timbal balik yang bersifat hambatan maupun perangsangan pada organisme.

Sumber alelopati sangat beragam mulai dari gulma, tanaman semusim, residu tanaman, atau mikroorganisme. Alelopati mengakibatkan kerugian pada tumbuhan akibat organisme lain melalui produksi senyawa kimia yang dilepaskan. Simak ulasan berikut untuk mengenal lebih lanjut mengenai alelopati dari gulma dan dampaknya pada tumbuhan.

Alelopati dari Gulma

Pada suatu agroekosistem, interaksi alelopati dapat terjadi antara tanaman budidaya dengan berbagai jenis organisme termasuk gulma. Pelepasan alelokimia oleh gulma dapat timbul melalui berbagai proses seperti pencucian, eksudasi akar dan serbuk sari, senyawa yang menguap (volatile) dari organ, maupun luruhan organ (lindi atau decomposition). 

Ada banyak spesies gulma yang berpotensi menimbulkan kerugian pada budidaya tanaman sehingga mengurangi kualitas hasil panen. Misalnya rumput teki (Cyperus rotundus) yang menghasilkan alelokimia berupa fenolik, alkaloid, flavonoid, tanin, dan triterpenoid – 13 Cara Merawat Mesin Pemotong Rumput, Dijamin Paham!

Asam fenolik pada teki dapat menghambat perkecambahan dan pertumbuhan benih okra, pare, tomat dan bawang merah. Jenis gulma lain yang menghasilkan beberapa alelokimia diantaranya yaitu babadotan, kirinyu, alang-alang, putri malu, rumput kerbau, dan masih banyak lagi.

Dampak Alelopati Gulma terhadap Tanaman Budidaya

1. Menghambat Perkecambahan dan Pembentukan Tunas

Fenomena alelopati timbul karena interaksi akibat pelepasan alelokimia oleh gulma yang mempengaruhi reseptor di sekitarnya. Beberapa senyawa seperti fenolik dan flavonoid yang dilepaskan oleh gulma ke tanah dapat memberikan dampak negatif pada perkecambahan. Sisa pembusukan gulma di tanah juga mampu menurunnya persentase air dan laju kemunculan tunas pada tanaman budidaya.

2. Menghambat Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman

Fungsi fisiologi pada tanaman seperti respirasi, fotosintesis, sintesis protein, maupun kerja enzim dapat terganggu akibat alelokimia yang dihasilkan gulma. Seperti asam fenolat, asam klorogenat, dan asam galat yang mengakibatkan penghambatan pertumbuhan. Selanjutnya, akumulasi alelokimia dalam tanah menyebabkan penyerapan nutrisi yang buruk sehingga dapat menimbulkan keterlambatan pematangan dan kegagalan reproduksi.

3. Mengurangi Kualitas Hasil Panen

Keberadaan gulma yang tidak menghasilkan senyawa alelokimia dapat mengganggu pertumbuhan tanaman akibat adanya kompetisi. Dampak negatif juga dapat timbul jika terjadi interaksi alelopati antara gulma dan tanaman budidaya sehingga sulit dibedakan apakah penurunan hasil panen disebabkan oleh kompetisi atau alelopati.

Penting untuk mengendalikan keberadaan gulma baik secara biologi maupun kimiawi. Sebab jika dibiarkan, gulma seperti jajagoan pada tanaman padi dapat menurunkan hasil panen. Sebuah penelitian pada ekstrak air gulma jajagoan ini bahkan menjadi penyebab menurunnya hasil panen yang ditandai dengan terlambatnya pembungaan dan kemunculan malai.

Pentingnya mengetahui ilmu seputar alelopati dalam budidaya tentu akan membantu tumbuh kembang tanaman secara optimal. Jika kamu ingin membaca informasi menarik lainnya, Gokomodo memiliki banyak sekali artikel yang bisa kamu pilih. Kunjungi website kami segera dan dapatkan lebih banyak ilmu di sana!

whatsapp
twitter
facebook
linkedin