Belajar Lebih Banyak Tentang Herbisida Sistemik dan Rekomendasi dari Gokomodo Berikut Ini!

Herbisida sistemik merupakan herbisida yang bahan aktifnya diserap oleh gulma, lalu disebarkan ke seluruh jaringan gulma dari akar hingga daun. Efek herbisida ini lebih lama terlihat dibandingkan herbisida kontak. Pemberian herbisida sistemik pada tanaman akan mematikan tanaman secara perlahan. Dengan racun yang menyebar ke seluruh jaringan, bagian tubuh gulma akan mati seluruhnya dan bisa digunakan untuk jangka waktu yang lebih lama. Cara kerja herbisida sistemik inilah yang membuat herbisida ini banyak digunakan petani.

Hal yang penting Saat Memberikan Herbisida Sistemik
Sebelum menggunakan herbisida sistemik pada tanaman, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar pemberiannya membuahkan hasil. Lakukan hal berikut ini sebelum mulai memberikan herbisida sistemik:
- Identifikasi gulma
Mengetahui jenis gulma yang akan dikendalikan memudahkan untuk melakukan pemberian herbisida. Cara identifikasi gulma dilakukan dengan menentukan area sampel, pencatatan jenis gulma, dan menarik kesimpulan jenis gulma yang ada di wilayah tersebt.
- Bahan aktif
Ada banyak bahan aktif yang terkandung dalam jenis sistemik dan masing-masing bahan aktif bisa membunuh gulma tertentu atau bahkan bisa digunakan untuk seluruh jenis gulma. Misalnya saja untuk gulma berdaun sempit, sebaiknya menggunakan glifosat, sulfosat, dan ammonium glufosinat. Sedangkan untuk gulma berdaun lebar bisa menggunakan bahan metil metsulfuron.
- Waktu pemberian
Ketepatan pemberian gulma menjadi salah satu penentu efektivitas kerja herbisida pada gulma. Salah waktu bisa menyebabkan herbisida menguap. Idealnya pemberian herbisida dilakukan saat pagi hari untuk mencegah penguapan. Apabila gulma memang sensitif dengan herbisida sistemik, pemberian herbisida dilakukan saat gulma masih berusia muda dan saat musim kemarau.
- Seberapa sering pemberian herbisida
Herbisida sistemik sebaiknya tidak diberikan setiap hari untuk mencegah kerusakan lingkungan maupun terjadinya overdosis pada tanaman. Itulah mengapa interval penyemprotan perlu dibuat sebelum pemberian herbisida dimulai. Jarak penyemprotan dipengaruhi oleh umur tanaman, jenis gulma, jenis tanah, kerapatan gulma, dan keadaan iklim di sekitar lahan.
- Penentuan dosis dan konsentrasi
Sama halnya dengan obat, peberian herbisida sistemik harus sesuai dengan dosis anjurannya. Biasanya dosis penggunaan herbisida ini berdasarkan jumlah herbisida untuk per satuan luas lahan (dalam hektar). Sedangkan konsentrasi berpengaruh terhadap kepekatan herbisida, kandungannya, serta kemampuannya diserap oleh tanaman.
Rekomendasi Herbisida Sistemik
Penggunaan herbisida sistemik bisa menjadi salah satu altenatif pengendalian gulma yang dianjurkan ketika gulma mulai tumbuh diluar kendali. Bingung mau pakai jenis sistemik yang mana? Nih, Gokomodo spill rekomendasi sistemik yang biasa digunakan petani.
Sidafos 480 SL
Sidafos 480 SL merupakan jenis sistemik yang bisa digunakan saat gulma sudah tumbuh, atau dikenal dengan herbisida purna tumbuh. Bahan aktif herbisida in iterdiri dari amina glifosat 480 gram/liter atau setara dengan glifosat 356 gram/liter. Herbisida ini bisa digunakan pada gulma berdaun lebar maupun sempit pada tanaman kakao, karet, kelapa sawit, kopi, dan saat persiapan lahan budidaya padi. Baiknya lagi, herbisida Sidafos 480 SL berspektrum luas karena bisa ditranslokasikan ke seluruh jaringan tanaman, termasuk bagian akarnya. Dosis dan petunjuk penggunaan sebaiknya sesuai dengan label kemasan yang tertera. Hati-hati dalam penggunaannya karena bahan aktif Sidafos 480 SL termasuk dalam kelas III yang berarti cukup berbahaya apabila terkena manusia dan makhluk hidup lainnya.
Topshot 60 OD
Topshot 60 OD merupakan jenis sistemik dengan bahan aktif penoksulam 10 gram/liter dan sihalofop butil 50 gram/liter. Cara kerja bahan penoksulam dengan menghambat enzim acerolactate synthase. Dengan terhambatnya enzim acerolactate synthase, tanaman akan kekurangan asam amino yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan gulma. Biasanya setelah diberikan herbisida dengan bahan aktif penoksulam, gulma akan mengalami pertumbuhan yang terhambat, klorosis, dan nekrosis. Gulma akan mati dengan sendirinya dalam kurun waktu 2-4 minggu setelah diberikan herbisida ini. Agar spektrum herbisida menjadi lebih luas, memang bahan aktif penoksulam dikombinasikan dengan bahan sihalofop butil. Herbisida Topshot 60 OD biasanya digunakan untuk mengendalikan berbagai jenis gulma berdaun lebar, berdaun sempit, dan teki-tekian yang hidup di area persawahan.
Basagran 460 SL
Basagran merupakan jenis sistemik dan kontak yang bisa digunakan saat gulma sudah mulai tumbuh (pasca tumbuh) dengan bahan aktif bentazone 400 gram/liter dan MCPA 60 gram/liter termasuk dalam kelompok benzothiadiazole. Herbisida sistemik golongan benzothiadiazole berperan menghambat fotosintesis pada fotosistem II. Fotosistem II merupakan kompleks proteiin dalam kloroplas yang berperan dalam proses fotosintesis, tepatnya sebagai pengubah energi cahaya menjadi energi kimia. Sedangkan bahan aktif bentazone mengikat protein D1 pada kompleks fotosistem II sehingga transfer elektron dan pemecahan molekul air pada gulma terganggu.
Nah, itulah beberapa tips penggunaan herbisida sistemik sekaligus rekomendasi dari Gokomodo. Sekarang kamu lebih tahu bagaimana cara kerja bahan aktif masing-masing herbisida. Dengan pengetahuan ini, kamu bisa lebih bijak dalam pengendalian gulma. Sebelum menggunakan herbisida sistemik, tidak ada salahnya kamu baca artikel Semua yang Kamu Perlu Tahu Tentang Herbisida Sistemik Ada di Artikel Ini. Yuk Baca! dan artikel lainnya hanya di blog Gokomodo, ya!

