Belum Familiar Dengan Hidroponik? Coba Pahami Pengertian Hidroponik Di Artikel Satu Ini!
Dahulu, orang gemar budidaya tanaman hortikultura di pekarangan rumah. Tentu saja masih didapati sisa lahan yang dimanfaatkan untuk budidaya tanaman. Namun, lahan pemukiman penduduk semakin mahal dan semakin sempit tiap tahunnya. Apa masih bisa budidaya tanaman pangan?
Tentu masih bisa, dong. Ada satu teknik budidaya tanaman yang dinamakan hidroponik. Mungkin sudah banyak ditemui di sekolah-sekolah maupun beberapa halaman rumah. Rasanya kurang afdol jika belum tahu pengertian dan sejarahnya. Yuk merapat! Gokomodo akan bahas seputar hidroponik melalui artikel ini, ya. Pastikan baca sampai selesai
Sejarah dan Pengertian Hidroponik
Hidroponik berasal dari Bahasa Yunani yaitu hydro (air) dan ponos (daya). Bangsa Barat mengenal hidroponik dengan sebutan soilless culture yang diterjemahkan ke Bahasa Indonesia menjadi budidaya tanpa tanah. Jika menggunakan Bahasa Yunani, apakah budidaya hidroponik juga berasal dari Bangsa Yunani?
Dalam sejarahnya, budidaya tanaman secara hidroponik ditemukan dalam buku karya Francis Bacon dengan judul Sylvia Sylvarum dan A Natural History pada tahun 1627. Kedua buku tersebut membuktikan adanya penelitian tentang cara menanam dengan menggunakan air untuk masa depan.
Hidroponik kemudian dikembangkan lagi padi abad ke-18 oleh beberapa ahli botani asal Jerman yang bernama Julius von Sachs dan Wilhelm Knop. Pada penelitian ini, ahli menemukan larutan elemen nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman hidroponik. Penelitian yang terakhir ini kemudian menjadi riset dan teknik standar budidaya hidroponik hingga sekarang.
Hidroponik di Indonesia
Ternyata riset tentang hidroponik sampai juga di indonesia pada tahun 1980-an. Tokoh yang memperkenalkan hidroponik di Indonesia cukup terkenal di dunia bisnis, yaitu Bob Sadino. Awalnya hidroponik menjadi hobi baru untuk budidaya tanaman. Seiring berjalannya waktu dengan semakin minimnya lahan pertanian atau pekarangan rumah, kini banyak dijumpai budidaya tanaman dengan cara hidroponik di area perkotaan. Ada beberapa kunci sukses budidaya hidroponik yang sesuai dengan sejarahnya.
Kunci Sukses Budidaya Hidroponik
Sesuai dengan namanya, budidaya hidroponik membutuhkan air agar sukses. Sumber air yang dapat digunakan yaitu air sumur, air sungai, air PDAM, dan air hujan. Air ini kemudian disirkulasikan sehingga penggunaannya tidak terlalu banyak. pH air juga perlu diperhatikan agar tetap netral pada 5.5-6.5. Agar pH terjaga, pastikan setiap mengganti air pH diukur menggunakan kertas lakmus.
Selain air, kunci penting lainnya yaitu sinar matahari. Semua tanaman akan mati apabila tidak mendapatkan sinar matahari yang cukup, termasuk juga tanaman hidroponik. Untuk itu, perlu meletakkan instalasi hidroponik di tempat yang terkena sinar matahari sepanjang hari.
Suhu juga berperan penting untuk tanaman hidroponik. Indonesia memiliki iklim tropis yang cocok untuk budidaya hidroponik. Suhu ideal untuk budidaya hidroponik berkisar 18-25 derajat celcius. Suhu ini juga dapat diperoleh di halaman rumah, lho. Jadi, tidak sulit kan menentukan lokasi budidaya hidroponik?
Kunci sukses budidaya hidroponik lainnya yaitu larutan nutrisi agar tanaman tumbuh dengan baik. Pemberian nutrisi pada hidroponik juga tidak boleh sembarangan. Sebaiknya, pelajari dahulu Inilah Syarat Hidroponik dan Jenisnya
Nah, itulah hal yang perlu kamu tahu tentang pengertian hidroponik dengan sejarah serta kunci sukses budidayanya. Gokomodo juga punya hal lain yang dapat kamu pelajari tentang hidroponik di blog Gokomodo. Jika ingin mulai budidaya hidroponik, dapatkan alat dan bahan yang dijamin kualitas dan keasliannya hanya di GokoMart!