Indonesia Kaya Akan Tanaman Penghasil Biofuel. Apa Sajakah? Simak Artikel berikut Ini!
Saat ini sudah banyak yang menyadari persediaan bahan bakar minyak yang semakin menipis. Akibatnya, banyak pengguna kendaraan yang beralih pada bahan bakar contohnya bahan bakar listrik. Selain ramah lingkungan, penggunaan kendaraan listrik juga dapat memanfaatkan energi surya yang lebih terbarukan. Apakah hanya energi surya saja yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif? Yuk, kenalan dulu dengan biofuel dan jenis tanamannya!
Apakah Biofuel Itu?
Biofuel merupakan istilah lain dari bahan bakar hayati atau bahan bakar nabati. Biofuel terdiri dari dua kata yaitu bio dan fuel. Kata bio diambil dari sifat produksi bahan bakar ini yang berbahan dasar nabati yang meliputi tanaman dan hewan serta kata fuel yang berarti bahan bakar. Jadi, biofuel merupakan bahan bakar yang dihasilkan melalui pengolahan sisa-sisa maupun bahan organik.
Saat ini biofuel dapat diandalkan karena menggunakan bahan nabati yang persediaannya tak terbatas dan sifatnya yang ramah lingkungan dibandingkan dengan bahan bakar yang berasal dari minyak bumi maupun batubara. Selain itu jejak karbon yang dihasilkan dari produksi bahan bakar ini tergolong lebih pendek dibandingkan dengan jenis bahan bakar lainnya. Dalam proses produksi bahan bakar, biofuel melibatkan fiksasi karbon kontemporer seperti proses fotosintesis.
Meskipun berasal dari tanaman dan hewan, tentu tidak semua tanaman cocok digunakan sebagai biofuel. Lalu, apa saja tanaman yang baik digunakan sebagai bahan baku utama biofuel?
Tebu
Tebu digunakan sebagai biofuel karena memiliki kandungan sukrosa/gula yang tinggi pada batangnya. Selain diolah sebagai gula pasir, tebu juga dapat difermentasikan menjadi biofuel. Hal ini dipengaruhi karena sifat gula sebagai sumber energi utama, tak hanya untuk manusia melainkan untuk mesin juga. Dalam pembuatan biofuel, hanya ampas tebu saja yang dapat digunakan. Biofuel tebu pertama kali ditemukan di Brazil kemudian menyebar ke beberapa negara lainnya hingga ke Jepang. Kerennya lagi, biofuel ini dapat memangkas kebutuhan bahan bakar yang digunakan saat proses produksi gula pasir.
Kenari
Kenari merupakan salah satu tanaman yang mampu tumbuh baik di Indonesia, khususnya Indonesia Tengah dan Timur. Bagian kenari yang dimanfaat kan sebagai biofuel yaitu bijinya. Biji kenari ternayta mengandung lemak dan protein yang tinggi. Kandungan tersebut sama baiknya dengan jenis kacang-kacangan lainnya seperti almond, kacang mede, walnut, hazelnut, pecan, dan macademia.
Rumput Laut
Wilayah Indonesia yang luas juga menghasilkan rumput laut yang melimpah. Baru-baru saja masyarakat Indonesia digemparkan dengan penggunaan rumput laut sebagai bahan baku pembuatan biofuel. Namun, hanya rumput laut jenis Euchema cottonii yang bisa dijadikan sebagai bahan bakar. Energi yang dihasilkan dari 100 gram Euchema cottoni mencapai 72.6208 kalori. Besar harapan dengan banyaknya rumput laut ini dapat menggantikan bahan bakar kendaraan yang sekarang ini digunakan masyarakat.
Jarak Pagar
Jarak Pagar ternyata dapat digunakan sebagai bahan pembuatan biofuel. Bagian tanaman Jarak Pagar yang dimanfaatkan yaitu bijinya. Biji Jarak Pagar mengandung rendemen minyak nabati sebanyak 35-45% yang dapat diolah kembali menjadi bahan bakar nabati maupun bahan bakar alternatif.
Wijen
Penggemar onde-onde tentu tidak asing dengan wijen yang menempel di kulit luarnya. Selain rasa dan aroma yang khas, wijen juga dapat dimanfaatkan sebagai biofuel. Biofuel dari wijen berasal dari ekstraksi biji wijen. Biji wijen mengandung cukup banyak kadar minyak yang berkisar antara 45-55%. Agar menghasilkan biofuel, wijen harus melalui proses transesterifikasi.
Dari semua tanaman biofuel tersebut, manakah yang pernah kamu manfaatkan sebagai bahan bakar? Memang biofuel masih terbatas di Indonesia dan semoga dapat diproduksi secara massal di kemudian hari. Salah satu biofuel yang sudah digunakan yaitu Bioavtur: Solusi Bahan Bakar Pesawat Terbang Menggunakan Minyak Kelapa Sawit. Yuk, simak informasi tentang sumber energi terbarukan hanya di blog Gokomodo, ya!