Diterbitkan 4 Apr 2024

Jangan Sampai Merugi, Yuk Cegah Hama Penyakit di Bibit Sawit!

Agri Edu
hama penyakit di bibit sawit

Kelapa sawit tidak hanya dijaga saat belum menghasilkan saja, tetapi perlu perawatan yang intensif bahkan dari fase pembibitan atau pre nursery. Perawatannya pun berbeda dibandingkan dengan kelapa sawit yang sudah dipindahkan ke lahan. Lantas, apa saja yang dapat dilakukan untuk mencegah hama penyakit pada bibit sawit?

Pengenalan Serangga untuk Pencegahan Hama Penyakit Sejak Dini

Sumber: Peternakan

Pengenalan serangga predator sebagai musuh alami organisme pengganggu tanaman. Salah satu serangga yang biasa dimanfaatkan untuk mencegah hama penyakit pada area perkebunan kelapa sawit yaitu Sycanus sp. Serangga Sycanus sp. merupakan musuh alami ulat api yang memakan daun kelapa sawit. Kerugian akibat serangan ulat api mencapai 69% pada tahun pertama dan 27% pada tahun kedua. 

Sycanus sp. menyerang ulat api dengan cara menusuknya menggunakan mulut penusuk atau biasa disebut dengan stilen. Sycanus sp. juga menghisap dan mengeluarkan racun dari stilennya sehingga mematikan bagi ylat api. Perlu diketahui juga Sycanus sp. banyak dikembangbiakkan oleh perusahaan kelapa sawit karena tingkat produksi telur dan efektivitasnya menyerang ulat api yang tinggi. 

Memanfaatkan Teknologi untuk Monitoring Hama dan Penyakit Bibit Kelapa Sawit

Sumber: Pusat Penelitan Kelapa Sawit

Salah satu keberhasilan pengendalian hama penyakit pada bibit kelapa sawit dilihat dari hasil monitoring ataupun sensus pada perkebunan. Untuk mempermudah monitoring, petani dapat menggunakan aplikasi berbasis android yang terhubung pada drone. Salah satu aplikasi yang bisa digunakan yaitu HPT Sawit. 

Aplikasi HPT Sawit dapat memonitor jumlah pohon, serangan hama, penyakit, dan populasi kelapa sawit. Hasil sensus dari aplikasi bisa diexport menjadi file yang siap dignuakan untuk pelaporan. Hasil laporan ini juga menentukan metode pengendalian hama yang tepat untuk tingkat kerugian tertentu. Aplikasi ini tentunya dapat diunduh langsung pada gadget masing-masing petani. Dengan menggunakan metode ini sama dengan membantu Mewujudkan Industri 4.0: Revolusi Pertanian dengan Teknologi Drone.

Melakukan Sanitasi di Area Pre Nursery

Biasanya banyak ditemui gulma saat bibit sawit masih pembibitan di area pre nursery. Sebaiknya dilakukan penyiangan gulma sebanyak dua minggu sekali dengan cara manual seperti mencabuti gulma, menambahkan tanah dalam kantong, dan masih banyak lagi. Cara manual sebaiknya dilakukan apabila dijumpai tumbuh di dalam poly bag

Jika gulma ditemui di luar polybag, maka penggunaan herbisida diperbolehkan. Penggunaan alat herbisida harus tepat, misalnya menggunakan sprayer yang terdapat pelindung di bagian nozzle untuk menghindari terjadinya kabut herbisida. Selain itu, menggunakan sprayer khusus memastikan herbisida tepat sasaran pada gulma.

Menggunakan Bubuk Kimia

Bubuk deltamethrin dapat diberikan disekitar area pre nursery. Tujuannya yaitu untuk melindungi kecambah kelapa sawit muda dari semut, rayap, dan jangkrik. Adapun bubuk metaldehyde yang digunakan untuk mengendalikan siput.

Bubuk metaldehyde disebarkan pada lahan pre nursery.
Peggunaan carbaryl dan deltamethrin juga disarankan untuk menghilangkan hama dan penyakit pada bibit kelapa sawit. Bahan kimia tersebut dilarutkan kemudian diaplikasikan pada bibit dengan cara disemprot. Dosis pemakaiannya yaitu 0.8-1 gram carbaryl atau 0,024 gram deltamethrin untuk tiap 1 liter air. 

Selain melakukan hal tersebut, pengendalian hama dan penyakit dapat dilakukan dengan memberikan pupuk sesuai dengan prinsip 5T. Gunakan pula pupuk yang memang direkomendasikan untuk bibit kelapa sawit. Penasaran apa saja jenis pupuknya? Coba deh cari di blog Gokomodo! Jangan lupa beli pupuknya hanya di GokoMart terdekat, ya!

whatsapp
twitter
facebook
linkedin