Diterbitkan 20 Nov 2023

Mengenal Pemanfaatan Digitalisasi Pertanian dan Kendala yang Ada

Agri Edu
Pemanfaatan Digitalisasi Pertanian

Penggunaan teknologi digital dalam sektor pertanian di Indonesia memang masih kurang optimal hingga saat ini. Padahal, ada banyak manfaat yang bisa kita peroleh jika bisa memanfaatkan kemajuan teknologi yang ada, khususnya dalam jual beli produk pertanian dan informasi harga terbaru di pasaran.

Mengenal Digitalisasi Pertanian

Secara definisi, digitalisasi pertanian dapat diartikan sebagai penerapan teknologi informasi dan komunikasi yang dilakukan melalui gawai, jaringan, jasa, dan aplikasi, untuk membantu para pelaku di sektor pertanian dalam pengambilan keputusan dan pemanfaatan sumber daya.

Dilansir berbagai sumber, saat ini ada sekitar 55 teknologi digital pertanian di Indonesia, dimana rata-rata masih berada di tahap awal. Keduanya juga melaporkan bahwa 60% teknologi digital pertanian tersebut menyasar informasi digital seperti informasi pasar atau harga. Dilanjutkan 40% lainnya menyasar akses pasar, area rantai pasok, pengelolaan data, serta jasa keuangan dan pertanian presisi.

Pemanfaatan digitalisasi pertanian dengan penggunaan teknologi modern di sektor pertanian diperkirakan dapat menambah keluaran ekonomi hingga US$ 6,6 miliar per tahun. Hal ini tentu saja sangat menguntungkan bagi banyak pihak, baik bagi pemerintah maupun para petani.

Teknologi digital pertanian juga hadir karena kemitraan publik dan swasta (KPS), yakni melalui Indonesia-Japan Horticulture Public-Private Partnership Project (IJHOP4). Dari proyek ini, para petani kecil akan terhubung dengan program pinjaman melalui teknologi blockchain. Teknologi ini memungkinkan untuk menyimpan data petani secara digital guna membawa perubahan ke arah yang positif.

Jika petani bisa langsung menjual hasil taninya kepada pada pelanggan, maka keuntungan yang akan didapatkan juga semakin tinggi. Sebab, ketika petani menjual hasil pertanian dalam jumlah besar ke tengkulak, mereka akan kehilangan daya tawar untuk menentukan harga produsen.

Tak hanya keuntungan dalam penjualan produk hasil pertanian, pemanfaatan digitalisasi pertanian juga akan membantu petani. Pemanfaat digitalisasi pertanian dapat memudahkan akses terhadap informasi harga komoditas di pasaran yang akurat dan transparan. Dengan informasi tersebut, para petani akan lebih terukur dalam menentukan harga jual di tingkat produsen.

Tantangan dalam Pemanfaatan Digitalisasi Pertanian  

Adapun tantangan pertama dalam pemanfaatan digitalisasi pertanian adalah adopsi teknologi digital di sektor pertanian yang belum diprioritaskan oleh pemerintah. Hal ini tentu saja membuat dukungan dari pemerintah terhadap program-program yang berkaitan dengan digitalisasi pertanian masih terbatas dan tidak merata. 

Sumber: IStock

Sebagai solusinya, Kementerian Pertanian dan kementerian lain yang relevan harus segera menyusun proyek nasional yang membahas mengenai pengenalan teknologi digital pertanian. Melakukan kerjasama dengan pihak swasta juga bisa menjadi solusi terbaik guna memperluas digitalisasi di sektor pertanian.

Selain kendala dari sisi pemerintah, petani dengan literasi digital yang masih rendah juga menjadi kendala lainnya. Diketahui, mayoritas petani Indonesia merupakan lulusan sekolah dasar dengan umur lebih dari 45 tahun yang tentunya sulit untuk beradaptasi dengan teknologi baru. 

Meski demikian, adanya petani milenial akan menjadi solusi dan harapan untuk kemajuan pertanian Indonesia di masa depan. Tak hanya terjun langsung sebagai generasi penerus para petani yang sudah tua, mereka juga diharapkan mampu meningkatkan literasi digital di kalangan petani dengan mengadakan program penyuluhan pertanian.

Sebagai salah satu perusahaan agritech di Indonesia, Gokomodo siap membantumu untuk menyediakan bahan baku berkualitas dan rantai pasok kebutuhan dalam skala besar. Hal ini terbukti dengan Komitmen Gokomodo Memajukan Sektor Agrikultur di Indonesia melalui GokoHub dan berbagai solusi lainnya.

whatsapp
twitter
facebook
linkedin