Mengenal Pertanian Organik Beserta Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya
Dewasa ini, kita sering mendengar istilah pertanian organik dalam sektor pertanian. Istilah yang dipahami secara mudah sebagai tata cara budidaya tanaman tanpa bahan kimia ini tentu saja menarik sebagian besar orang, terutama mereka yang sangat peduli dengan bahan makanan yang masuk ke dalam tubuh.
Kali ini, Gokomodo akan membahas sekilas mengenai apa itu budidaya secara organik, tata cara pelaksanaannya, hingga faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya. Informasi ini tentunya sangat menarik untuk diketahui, bukan? Nah, simak ulasan di bawah ini untuk menambah wawasanmu dalam dunia pertanian, ya!
Pengertian Pertanian Organik
Pertanian organik adalah sistem produksi pertanian yang holistik dan terpadu dengan cara mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas agroekosistem secara alami guna menghasilkan pangan dan serat yang cukup, berkualitas, dan berkelanjutan.
Pertanian organik juga didefinisikan sebagai sebuah sistem pertanian yang dalam prosesnya dilakukan menggunakan bahan bahan alami, tanpa sedikitpun campur tangan dari bahan-bahan yang mengandung zat kimia. Secara umum, pengolahan pertanian organik ini didasarkan pada prinsip ekologi, kesehatan, keadilan, dan perlindungan.
Adapun jenis tanaman Indonesia yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan dengan teknik pertanian organik adalah padi. Selain itu, ada pula tanaman hortikultura seperti kubis merah, brokoli, jeruk, kopi, teh, kelapa, dan berbagai jenis rempah-rempah lainnya.
Tata Cara Pertanian Organik
Pertanian organik dapat dilakukan dengan beberapa cara. Mulai dari menghindari penggunaan benih/bibit yang berasal dari hasil rekayasa genetika atau genetically modified organisms (GMO), menghindari penggunaan pestisida kimia sintetis, dan melakukan upaya pengendalian hama atau gulma dengan cara-cara biologis, mekanis, serta rotasi tanaman.
Selain itu, pertanian organik juga dilakukan dengan menghindari penggunaan zat pengatur tumbuh (growth regulator) maupun produk pupuk kimia sintetis. Dalam upaya menjaga kesuburan dan produktivitas tanah, para petani akan menggunakan pupuk kandang, residu tanaman, batuan mineral alami, hingga melakukan penanaman legum.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertanian Organik
Adapun faktor yang mempengaruhi pertanian adalah faktor lingkungan dan penggunaan energi. Pada faktor lingkungan, kualitas tanah menjadi salah poin yang sangat berpengaruh dalam suksesnya pertanian organik. Oleh karena itu, sifat fisik, kimia dan biologi tanah harus dijaga dengan baik.
Guna menjaga kualitas tanah, maka kamu harus bisa mengelola tanah dengan tepat agar meminimalkan terjadinya erosi, meningkatkan kandungan bahan organik tanah, serta mendorong kuantitas dan diversitas biologi pada tanah. Namun perlu diketahui, pengelolaan tanah yang dilakukan harus terhindar dari pupuk kimia sintetis.
Selain kualitas tanah, kamu juga perlu memperhatikan jumlah energi yang dibutuhkan dalam pertanian organik. Meskipun ada studi yang menunjukkan sistem produksi organik hanya menggunakan 50– 80% energi minyak untuk menghasilkan setiap unit pangan dibandingkan sistem produksi secara konvensional, namun hal ini tidak berlaku untuk semua sistem produksi sayuran dan buah-buahan.
Faktor lain yang juga menjadi kendala dalam pertanian organik adalah kawasan lahan. Secara umum, penerapan sistem organik masih diterapkan di sekitar lahan budidaya non organik (konvensional). Oleh karena itu, kemungkinan besar tanahnya sudah tercemar bahan-bahan kimia.
Selain itu, sumber air yang ada juga bisa jadi sudah tercemar residu pupuk, pestisida dan bahan kimia lainnya. Sehingga perlu dilakukan pengelolaan tanah yang cukup lama agar kondisinya kembali baik. Pertanian organik yang dilakukan di tempat yang jauh di pedalaman akan menyulitkan karena berada jauh dari akses transportasi.
Nah, itu dia sekilas mengenai pertanian organik yang perlu kamu tahu. Baca juga Apa Saja Solusi untuk Mengatasi Kurangnya Minat Petani Milenial? jika kamu tertarik dengan informasi seputar dunia pertanian. Selamat membaca!