Petani merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukkan seseorang yang melakukan budidaya tanaman, mulai dari penyiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, hingga pemanenan. Petani memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari karena menyediakan sumber bahan makanan, seperti padi, jagung, dan sayur-sayuran. 

Meskipun memiliki peran yang sangat penting, namun kondisi di lapangan menunjukkan bahwa petani masih didominasi oleh golongan orang tua. Sangat jarang menjumpai generasi muda yang mau turun tangan menjadi petani milenial padahal saat ini perkembangan teknologi sudah sangat maju. Sebenarnya, apa yang membuat hal ini terjadi?

Solusi Mengatasi Kurangnya Minat Petani Milenial

Dilihat dari jumlah lulusan sarjana pertanian setiap tahunnya, Indonesia seharusnya memiliki banyak sekali calon petani milenial yang siap membangun peradaban. Sayangnya, tidak banyak orang yang berminat untuk terjun di sektor ini. Lalu, bagaimanakah solusinya?

1. Kemudahan Akses terhadap Lahan

Peran pemerintah sangat dibutuhkan dalam memberikan kemudahan akses terhadap lahan untuk menjalankan proses regenerasi petani. Dengan lahan yang luas, penerapan teknologi yang dikuasai oleh para petani milenial dapat diaplikasikan secara optimal. Penggunaan alat atau mesin pertanian yang modern akan membantu proses pengolahan lahan, proses pemeliharaan, hingga proses pasca panen. 

Penerapan teknologi pertanian tentu tidak akan cocok untuk ukuran sawah atau kebun yang kecil dan memiliki kemiringan yang curam. Untuk itu, kapasitas lahan harus mulai diperluas guna mendapatkan hasil yang lebih baik dan memberikan pendapatan yang melebihi biaya pengelolaan lahan untuk mensejahterakan masa depan para petani. 

Adapun tindak lanjut yang dapat dilakukan oleh pemerintah adalah membuat sebuah kebijakan perencanaan tentang pengalokasian lahan pertanian. Hal ini dapat dilakukan dengan memaksimalkan wilayah yang memiliki tanah subur, topografi relatif rata, dan iklim yang menunjang kegiatan pertanian.

2. Kemudahan Akses terhadap Modal

Berikutnya adalah akses modal yang diperlukan untuk membiayai keperluan dan pengelolaan usaha tani. Dengan akses modal yang mudah, para petani milenial tidak akan mudah khawatir apabila mengalami kerugian atau gagal panen saat awal-awal merintis usahanya.

Bantuan pemerintah dalam membantu memudahkan akses permodalan kepada petani pemula tentu sangat dibutuhkan, terutama bagi lulusan sarjana pertanian yang memiliki wawasan dan terampil dalam bertani. Dengan pemberian modal kepada orang-orang yang berpotensi besar di bidangnya, perkembangan pertanian Indonesia tentu akan semakin maju.

3. Kemudahan Akses terhadap Teknologi

Selain dua hal di atas, hal lain yang tentunya dibutuhkan petani milenial untuk tertarik terjun ke sektor pertanian adalah kemudahan akses terhadap teknologi. Sebab, generasi saat ini sangat menyukai pekerjaan yang lebih mudah dan lebih cepat dalam penyelesaiannya.

Dalam hal ini, pemerintah harus membantu para petani milenial mendapatkan akses teknologi pertanian, seperti memberikan bantuan alat-alat pertanian dan menyediakan varietas-varietas unggul bibit tanaman. Apabila hal ini bisa dilakukan dengan baik, maka produktivitas pangan suatu negara sangat jelas akan meningkat pesat. 

Penggunaan teknologi merupakan ciri-ciri petani milenial yang sangat melekat. Oleh karena itu, apabila kemudahan akses terhadap teknologi sudah terpenuhi, pasti akan banyak generasi muda yang tertarik untuk bergabung. Pada akhirnya regenerasi petani akan tetap berlanjut dan pertanian di Indonesia semakin kuat.

Setidaknya itulah gambaran solusi yang harus mulai dipikirkan bersama-sama. Mari lakukan gerakan perubahan dari diri kita sendiri dengan cara mengubah pandangan terkait profesi petani. Selain itu, manfaatkan juga digitalisasi untuk mempermudah pekerjaan di masa kini.  

Tertarik menjadi petani milenial? Baca beberapa artikel menarik di website Gokomodo seperti Pertanian Berkelanjutan: Bagaimana Cara Mewujudkannya? dan Peran Penting Digitalisasi Pertanian Dalam Mewujudkan Pertanian Modern untuk membantu menambah wawasanmu. Selamat membaca!