Diterbitkan 28 Dec 2023

Mengubah Visi Pertanian: Transformasi Kewirausahaan Pertanian Melalui P4S

Agri Edu
kewirausahaan pertanian

Kewirausahaan di bidang pertanian telah menjadi pusat perhatian dalam mengembangkan sektor pertanian di era saat ini. Peran petani modern tidak lagi terbatas pada penggarap tanah, melainkan juga sebagai pengusaha yang proaktif dalam mencari inovasi dan peluang bisnis di dalam sektor pertanian. 

Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) di bawah Kementerian Pertanian (Kementan) secara konsisten meningkatkan baik kualitas maupun kuantitas sumber daya manusia (SDM) di bidang pertanian, sehingga menciptakan SDM yang unggul dan mampu bersaing. 

Beberapa inisiatif telah diimplementasikan, salah satunya upaya membangun ekosistem kewirausahaan dan pengembangan P4S untuk generasi petani milenial. P4S atau Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya, merupakan institusi pelatihan yang menggunakan metode magang pertanian dan pedesaan. Lembaga ini dibangun, dimiliki, dan dikelola secara swadaya oleh pelaku utama dan pelaku usaha, baik secara individu maupun kelompok.

Sejarah Terbentuknya P4S

Pada penyelenggaraan Penas V di Lampung Tengah pada tanggal 20 – 25 Agustus 1983, konsep pendirian Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) pertama kali diinisiasi. Saat itu, muncul ide untuk mengembangkan program pelatihan dan magang yang dilakukan oleh dan untuk sesama petani dan nelayan. Sejak saat itu, sejumlah petani dan nelayan mulai menggalang upaya untuk menyelenggarakan program magang di lingkungan rumah mereka masing-masing. 

Sumber: IStock

Pada awal tahun 1990-an, disepakati untuk menamai program pelatihan/magang tersebut sebagai Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S). Pendirian P4S memiliki tujuan utama untuk mempercepat akses dan implementasi informasi teknologi melalui proses pembelajaran yang sesuai dengan kondisi nyata di lapangan. 

Selain itu, melalui latihan dan magang di P4S, petani diharapkan dapat mandiri dalam meningkatkan produktivitas, pendapatan, dan kesejahteraan mereka. Pada tanggal 22 Oktober 2001, bersamaan dengan penyelenggaraan penas X di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, terbentuklah wadah bersama untuk seluruh P4S di Indonesia dengan nama Forum Komunikasi Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (FK-P4S). 

Fungsi Program Kewirausahaan Pertanian P4S

P4S diharapkan dapat turut serta secara proaktif dalam upaya pembangunan sektor pertanian dengan fokus pada pengembangan sumber daya manusia pertanian bagi petani dan warga di wilayahnya. Hal ini diwujudkan melalui upaya seperti:

  1. Pelatihan

P4S berperan sebagai tempat pelatihan swadaya yang bertujuan meningkatkan kemampuan petani dan masyarakat di sekitarnya. Melalui berbagai program pelatihan, P4S memberikan wadah bagi para petani untuk memperoleh pengetahuan terbaru, teknik pertanian terbaik, dan keterampilan praktis. Program ini diperlukan dalam menghadapi tantangan modern di bidang pertanian. Dengan demikian, P4S berperan aktif dalam membangun sumber daya manusia pertanian yang unggul dan berdaya saing.

  1. Pemagangan

P4S tidak hanya mengutamakan pelatihan untuk petani, tetapi juga berfungsi sebagai tempat pemagangan bagi pelajar, mahasiswa, dan masyarakat umum. Program permagangan P4S memberikan kesempatan berharga bagi para peserta untuk mendapatkan pengalaman praktis di lapangan. Dengan memfasilitasi pemagangan, P4S turut berkontribusi pada pengembangan generasi muda yang terampil dan berkompeten di bidang pertanian.

  1. Bisnis

P4S tidak hanya menjadi pusat pembelajaran, tetapi juga merangkul peran bisnis dalam mendukung ekonomi keluarga. Melalui kegiatan proses bisnis produk pertanian, P4S memberikan platform bagi petani dan masyarakat lokal untuk memasarkan hasil pertanian mereka. Hal Ini tidak hanya meningkatkan pendapatan keluarga tetapi juga menciptakan peluang baru untuk pengembangan ekonomi lokal secara berkelanjutan.

Kewirausahaan pertanian P4S bukan hanya tempat pelatihan semata, tetapi sebuah lembaga multifungsi yang memberdayakan petani dan masyarakat melalui pelatihan, pemagangan, dan kegiatan bisnis. Hal ini memberikan dampak positif tidak hanya bagi petani tetapi juga bagi masyarakat secara luas. Baca juga artikel menarik lainnya di website Gokomodo seperti Apa Saja Solusi untuk Mengatasi Kurangnya Minat Petani Milenial? untuk menambah wawasanmu. Selamat membaca!

whatsapp
twitter
facebook
linkedin