Indonesia kaya akan hasil produksi pangan yang melimpah. Meskipun jumlahnya melimpah, para petani masih mengalami beberapa permasalahan pemasaran komoditas pertanian. Terhambatnya pemasaran mengakibatkan komoditas akan terbuang percuma hingga gagalnya pemenuhan kebutuhan pangan. Kali ini, Gokomodo akan mengulas seputar pemasaran hasil pertanian dan solusinya. 

Permasalahan Pemasaran Komoditas Pertanian

Bahan pangan yang selama ini dikonsumsi merupakan salah satu contoh kecil komoditas pertanian. Komoditas pertanian termasuk komoditas yang unik dan beda dari lainnya karena sifatnya yang tidak menentu, rentan kerusakan, dan sangat bergantung pada kondisi alam. Dengan komoditas yang tergolong rentan, pemasaran dan pendistribusian komoditas harus melalui alur yang panjang dari daerah surplus produksi ke daerah pusat konsumsi. Alur yang panjang ini sangat berpengaruh pada pemasaran dan pendapatan. 

Aspek Pemasaran Komoditas Pertanian

Setelah mengetahui akar permasalahannya, persoalan tentang pemasaran komoditas dapat dirancang agar kebutuhan konsumen terpenuhi. Hal yang pertama sebelum merumuskan metode pemasaran yaitu mengetahui karateristik konsumen. Konsumen menjadi pemeran utama yang berpengaruh pada elastisitas komoditas pertanian. Ada dua karateristik konsumen sebagai role model pemasaran:

• Konsumen dengan pendapatan tinggi berpeluang membeli komoditas pertanian yang lebih beragam dan dalam jumlah yang banyak dibandingkan dengan konsumen dengan pendapatan yang rendah.
• Usia konsumen sangat berpengaruh terhadap keputusan yang akan diambil berdasarkan aspek biologis, psikologis, hingga gaya hidup. 

Pemasaran komoditas pertanian sebaiknya berorientasi terhadap permintaan dan pemenuhan kebutuhan konsumen. Selain itu, pemasaran harus menyediakan preferensi kualitas barang dan tingkatan harga menyesuaikan dengan karateristik konsumen di atas. Untuk itu, perlu pembuatan konsep rancangan pemasaran yang tepat. Selain itu, terdapat 6 konsep yang dapat digunakan untuk merancang pemasaran komoditas pertanian, antara lain tepat waktu, tepat harga, tepat lokasi, tepat kuantitas, tepat kualitas, dan tepat kontinuitas

Pemasaran Komoditas Pertanian

Dari aspek-aspek yang telah disebutkan, memang tidak mudah untuk memasarkan komoditas pertanian. Namun, dengan adanya pemanfaatan teknologi, pemasaran komoditas pertanian juga semakin mudah. Hal yang dapat dilakukan untuk memasarkan komoditas pertanian antara lain:

Pemasaran di pasar petani

Melakukan pemasaran di pasar petani merupakan strategi pemasaran sekaligus mempersingkat rantai distribusi dan penjualan komoditas pertanian. Tentunya hal ini berlaku untu produsen pertanian kecil maupun menegah. Bahkan beberapa pengusaha sering sekali mendatangi petani langsung demi mendapatkan komoditas pertanian dengan kualitas bagus dan dengan harga yang miring. Contoh peran petani dalam pemasaran komoditas dapat dibaca pada artikel Jasa Petani Kopi untuk Kemajuan Kopi Indonesia.

Melakukan Kerjasama dan Kemitraan

Dengan melalukan kerjasama dan kemitraan, sudah pasti akan mempercepat proses pemasaran produk pertanian. Kerjasama akan memperluas jaringan dan pasar hingga memberikan ‘sinyal’ kepada pengecer, restoran, maupun produsen makanan bahwa komoditas pertanian tertentu telah dijual. Untuk mencari mitra, petani bisa saja mencarinya melalui sosial media atau kelompok pengusaha di wilayah terdekat. 

Gunakan Sosial Media

Selain mengetahui prospek kemitraan dan kerjasama, penggunaan sosial media juga dapat digunakan sebagai alat pemasaran komoditas pertanian. Terlebih dalam sosial media bisa mendapatkan analisa calon konsumen sehingga lebih memudahkan untuk menentukan target pasar. Jangan lupa untuk selalu belajar bagaimana merayu konsumen melalui postingan menarik di sosial media, karena percuma saja jika mempunyai data demografis tetapi tidak dimanfaatkan dengan baik?

Khusus penjual saprodi pertanian, tidak ada salahnya mencoba bergabung dengan Mitra Gokomodo. Caranya cukup daftarkan diri melalui Mitra Gokomodo yang sudah berafiliasi dengan Gokomodo. Ingin lebih tahu tentang peluang bisnis agrikultur lainnya? Yuk, baca-baca lagi artikel di website Gokomodo, ya!