Pemanfaatan Limbah Cair Kelapa Sawit untuk Keberlanjutan Lingkungan
Tingginya permintaan olahan sawit membuat industri ini semakin memperluas perkebunan sekaligus produksi kelapa sawit. Tidak dapat dipungkiri pula jika kondisi tersebut selanjutnya menyumbang limbah cair dalam jumlah yang lebih besar. Pada pengertiannya, limbah cair kelapa sawit sering disebut sebagai Palm Oil Mill Effluent (POME).
Setiap 1 ton minyak sawit menghasilkan 2,5 m³ POME yang tidak dapat langsung dibuang karena mengandung kadar polutan yang cukup tinggi. Tingginya kandungan Biochemical Oxygen Demand (BOD) dan Chemical Oxygen Demand (COD) merupakan indikator tingkat keberadaan zat organik dan bahan kimia penyebab pencemaran.
Jika tidak segera dimanfaatkan, maka keberadaan limbah cair tersebut akan berdampak buruk bagi lingkungan. Oleh karena itu, limbah cairperlu diolah terlebih dahulu sebelum dimanfaatkan lebih lanjut. Berikut beberapa upaya pemanfaatan limbah cair kelapa sawit sekaligus proses yang harus dilalui.
Upaya Pemanfaatan Limbah Cair Kelapa Sawit
1. Sebagai Bahan Bakar
Kadar polutan tinggi yang terkandung pada limbah membuatnya harus melewati proses pengolahan terlebih dahulu sebelum dimanfaatkan. Upaya pengolahan ini tentu bermacam-macam tergantung dengan tujuan pemanfaatan yang akan dilakukan.
Penggunaan limbah cair sebagai bahan bakar perlu melewati proses pengolahan secara anaerobik digester (AD). Tahap ini akan mendegradasi dan mengkonversi bahan-bahan organik kompleks menjadi energi biogas sebagai bahan bakar.
PT Pertamina juga telah memanfaatkan keberadaan limbah cair ini sebagai energi alternatif untuk bahan bakar PLTBg Sei Mangkei. Butuh sekitar 288.350 meter kubik untuk memulai operasi pemanfaatan bahan bakar dengan kapasitas 2,4 MW.
Selain sebagai upaya untuk memanfaatkan kembali limbah cair agar tidak mencemari lingkungan, cara ini juga memberikan dampak lebih luas. Sebab gas metana yang diubah menjadi biogas untuk menghasilkan energi listrik mampu mengurangi emisi gas rumah kaca.
Pemanfaatan biogas ini diharapkan dapat merambah lebih banyak sektor industri maupun pemenuhan kebutuhan rumah tangga. Jika pemenuhan energi tersebut mampu terealisasi maka akan memberikan peluang lebih banyak pada upaya pengurangan emisi CO₂.
2. Membantu Tanaman dalam Menyerap Pupuk
Aplikasi limbah cair untuk meningkatkan daya serap tanaman terhadap pupuk dilakukan dengan cara yang cukup sederhana, yakni dengan metode biopori. Lubang biopori dibuat dengan kedalaman 100 cm dan diameter lubang 10 cm.
Pemberian limbah cair melalui lubang biopori ini sebenarnya tidak begitu berdampak pada porositas, massa jenis, maupun kadar air tanah. Namun penyerapan limbah cair tersebut mampu meningkatkan nilai konduktivitas listrik pada tanah.
Meningkatnya nilai konduktivitas listrik pada tanah tersebut selanjutnya berperan dalam penyerapan pupuk oleh tanaman. Dengan demikian, pemberian pupuk pada tanaman akan lebih efektif jika dibandingkan tanpa menambahkan limbah cair kelapa sawit melalui biopori.
3. Sebagai Pupuk Tanaman
Tak hanya mampu membantu penyerapan pupuk pada tanaman, limbah cair kelapa sawit juga bisa menjadi pupuk itu sendiri. Namun perlu diingat jika limbah cair harus diolah terlebih dahulu sebelum digunakan agar bisa memberikan manfaat sesuai yang diharapkan.
Pembuatan pupuk organik cair dari limbah cair kelapa sawit dilakukan dengan menggunakan metode fermentasi. Upaya ini dilakukan agar pupuk organik cair yang dihasilkan dapat memenuhi standar SNI sehingga aman untuk digunakan.
Kandungan Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K) pada limbah diharapkan dapat memenuhi kebutuhan tanaman. Untuk mendapatkan hasil lebih maksimal, pembuatan pupuk organik cair ini bisa ditambahkan serat tandan kosong kelapa sawit.Itulah pemanfaatan limbah cair kelapa sawit untuk berbagai hal. Selain limbah sawit, Apa Saja Limbah Pertanian Yang Perlu Kamu Ketahui? Nah, kamu bisa mendapatkan jawabannya dengan membaca di website Gokomodo. Semoga bermanfaat!