Perawatan Bibit Kopi menjadi Tanaman Yang Sehat
Indonesia terkenal sebagai negara penghasil kopi terbesar ketiga di dunia dengan hasil panen mencapai 11,85 juta kantong kopi. Kopi yang dihasilkan tentu saja berasal dari bibit kopi yang baik dan berkualitas. Terlebih Indonesia dikenal dengan kopi di setiap daerah yang memiliki profil rasa yang khas dan unik. Tidak heran kopi asal Indonesia mampu menghipnotis masyarakat dari mancanegara untuk mencicipi dan membelinya. Lalu, apa saja bibit kopi yang tumbuh subur di Indonesia?
Asal Muasal Bibit Kopi di Indonesia
Sebelum bicara lebih jauh tentang kopi, terutama perawatan bibit kopi tentu tidak terlepas dari sejarahnya yang menentukan jenis benih kopi apa saja yang dapat tumbuh dengan baik di Indonesia. Budidaya kopi di Indonesia terlebih dahulu dilakukan sebelum budidaya kakao. Bibit kopi pertama yang dibawa ke Indonesia berasal dari Yaman dikirim dari India oleh Belanda ke Indonesia. Bibit kopi pertama masuk pada tahun 1696 dan merupakan kopi arabika.
Kopi dari bibit ini dinamakan Kopi Malaba yang banyak dijumpai di Jawa Barat. Seiring berjalannya waktu, stek tanaman kopi Malaba diteliti dan hasilnya pun cukup mengejutkan. Bibit kopi Malaba yang telah distek memiliki kualitas sangat baik dan akan menjadi komoditas ekspor dari Indonesia. Mengetahui hal itu, Belanda gencar membuka perkebunan kopi di seluruh penjuru pulau di Indonesia seperti Sulawesi, Bali, hingga Papua.
Keadaan berputar selayaknya roda yang berputar di atas aspal, begitu pula dengan nasib perkebunan kopi di Indonesia. Pada tahun 1878 seluruh perkebunan kopi terserang oleh penyakit karat daun dan akhirnya digantikan dengan tanaman kakao. Pada saat itu, kopi yang dibudidayakan yaitu jenis kopi arabika. Sebelum penyakit karat daun menyerang, ada primadona bibit kopi terbaru yang menggeser keududukan kopi arabika. Bibit kopi tersebut adalah bibit kopi liberika. Bibit kopi liberika menjadi primadona di pasar Eropa. Kejayaannya tidak bertahan lama karena terserang oleh penyakit karat daun.
Pada tahun 1907, Belanda memperkenalkan bibit kopi baru yaitu bibit kopi robusta. Belajar dari luka masa lampau, biji kopi robusta dianggap lebih tahan dari hama karat daun sehingga memiliki ketahanan yang lebih dibandingkan dengan bibit kopi arabika dan liberika.
Kesimpulannya, di Indonesia sendiri setidaknya ada 3 jenis bibit kopi yang pernah dan sedang dibudidayakan oleh petani yaitu bibit kopi arabika, liberika, dan robusta. Tidak lengkap rasanya sudah mengetahui jenis bibit kopi tetapi tidak segera budidaya kopi di rumah. Simak selengkapnya tentang proses pembuatan bibit kopi
Cara Pembuatan Bibit Kopi dari Benih
Perawatan bibit kopi perlu dilakukan dengan baik dan benar karena pembibitan merupakan langkah budidaya yang krusial dan memilki dampak signifikan terhadap pertumbuhan dan produktivitas tanaman kopi hingga panen nantinya. Berikut cara pembuatan bibit kopi dengan benar:
- Pemilihan bibit kopi yang berkualitas
Benih berkualitas berasal dari tanaman yang sehat (terbebas dari serangan OPT dan penyakit), serta memilki ukuran yang sama.
- Mempersiapkan media tanam
Media tanam sebagai penyedia unsur hara bakal tanaman kopi harus dipersiapkan dengan matang. Media tanam yang baik terbuat dari campuran tanah dengan bahan organik seperti kompos guna memperbaiki struktur tanah dan menambah nutrisi yang diperlukan tanaman kopi.
- Menyemai bibit
Bibit kopi dapat ditanam langsung dengan jarak dan kedalaman tertentu agar pertumbuhannya maksimal.
- Perawatan yang tepat
Bibit yang sudah disemai perlu dirawat dengan baik untuk pertumbuhan yang lebih baik. Saat perawatan, perlu diperhatikan frekuensi penyiraman, intensitas cahaya matahari, perubahan suhu, dan pemupukannya.
Pembuatan Bibit Kopi dengan Cara Stek
Siapa sangka bibit kopi dapat dibuat tanpa menggunakan benih? Berikut ringkasan cara membuat bibit kopi dengan metode stek.
- Lakukan inventarisasi kebun entres supaya lebih mudah mengetahui klon dan umur entres. Kebun entres, atau disebut juga dengan kebun okulasi, merupakan kebun yang menghasilkan bahan sambung tanaman kopi yang nantinya tumbuh menjadi batang atas. Usia entres yang digunakan untuk pembuatan bibit kopi yaitu sekitar 3-6 bulan.
- Potong bahan stek meruncing sepanjang 6-8 cm bersama dengan sepasang daun yang dikupir. Perlu diperhatikan jika bahan yang digunuakan untuk klon termasuk tanaman yang sulit membentuk akar harus diberikan zar pengatur tumbuh.
- Setelah terpotong, hasil pemotongan stek dapat langsung ditanam dengan jarak 5-10 cm antar tanaman. Kemudian bibit ditutup dengan plastik. Perawatannya cukup disiram sebanyak 1-2 hari sekali dalam keadaan salah satu sisi penutup dibuka terlebih dahulu dan ditutup kembali jika penyiraman sudah selesai.
- Bibit kopi yang tumbuh dengan baik perlu dilakukan hardening secara bertahap dimulai dari usia 3 bulan terhitung setelah tanam.
- Pada usia 4 bulan stek dipindahkan ke dalam polybag dan dipelihara seperti bibit di bedegangan pada umumnya. Bibit dapat dipindah ke lahan ketika usianya 7 bulan terhitung sejak pembibitan dimulai.
Ketika pembuatan bibit sudah selesai, pastikan untuk menanam pada ketinggian yang sesuai, karena Beda Ketinggian Tanam Ternyata Beda Rasa Kopi yang Dihasilkan. Jangan lupa untuk lakukan perawatan bibit kopi dari OPT dan penyakit yang tidak diinginkan. Yuk, cari tahu lebih dalam tentang pembibitan tanaman komoditas ekspor Indonesia hanya di website Gokomodo, ya!