Pernah Dengar Tentang Ekonomi Agrikultur? Ternyata Semakin Banyak Yang Menerapkan
Agrikultur menjadi pilar penting yang berkontribusi pada ketahanan pangan negara bahkan pendapatan nasional juga. Negara yang bergantung pada pertanian memiliki peluang besar untuk mengembangkan ekonomi agrikultur. Sudah familiar dengan ekonomi agrikultur? Yuk, simak artikel ini sampai selesai, ya!
Ekonomi Agrikultur
Meski merupakan dua hal yang berbeda, tetapi ekonomi dan agrikultur berkaitan erat satu sama lain. Ekonomi agrikultur sering dipahami sebagai kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi barang serta jasa pada sektor pertanian. Kegiatan ini mencakup analisa bagaimana sumber daya pertanian digunakan, kebijakan apa saja yang mempengaruhi sektor pertanian, serta dampaknya terhadap sosial dan lingkungan masyarakat.
Dalam pelaksanaannya, ekonomi agrikultur juga berhubungan langsung dengan teknologi pertanian, perubahan iklim, kebijakan pemerintah, sekaligus permintaan pasar. Yuk, kita simak lebih lanjut.
Kunci Sukses Ekonomi Agrikultur
Sebelumya sudah disebutkan bahwa kesuksesan ekonomi agrikultur berkaitan dengan beberapa hal yang berdampak langsung pada sektor pertanian, yaitu:
- Kondisi iklim
Iklim menjadi faktor penting dalam produksi pertanian. Iklim di Indonesia termasuk iklim tropis dengan musim hujan dan musim kemarau. Saat ini dunia sedang menghadapi isu perubahan iklim global yang berakibat berubahnya keberlangsungan atau periode musim. Bahkan sampai menuju level ekstrim seperti kekeringan, banjir, serta fenomena El Nino dan La Nina yang bisa mempengaruhi produksi pertanian dan ancaman gagal panen.
- Kondisi tanah
Tanah sebagai habitat tanaman juga faktor utama yang perlu dipastikan seperti, kondisi dan kontur tanah. Indonesia memiliki berbagai macam jenis tanah, seperti tanah gambut, tanah alluvial, tanah latosol, tanah regosol, tanah podzolik, tanah andosol, dan tanah laterit. Semua jenis tanah tersebut baik untuk pertumbuhan tanaman. Bahkan tanah gambut yang dibilang sangat asam, masih bisa digunakan untuk menumbuhkan kelapa sawit di Indonesia – 4 Cara Meningkatkan Produksi Kelapa Sawit di Lahan Gambut.
- Kondisi sosial dan budaya
Ekonomi agrikultur ada dan terus berjalan karena interaksi manusia. Oleh karena itu, ekonomi agrikultur sangat dipengaruhi oleh kondisi sosial dan budaya masyarakat. Masyarakat terjun membantu produksi dan membantu membentuk pasar produk pertanian, sesuai dengan daerahnya masing-masing. Tanpa disadari, praktik budidaya pertanian di Indonesia juga mempertahankan nilai-nilai budaya yang diwariskan oleh nenek moyang.
- Digitalisasi pertanian
Digitalisasi seolah tak terhindarkan, merambah semua aspek dalam kehidupan manusia, bahkan pertanian pun tak luput. Dengan adanya digitalisasi pertanian, ekonomi agrikultur akan berjalan lebih baik, mencakup penggunaan internet pada proses produksi hingga pemasaran produk. Contohnya, kini banyak drone digunakan untuk memantau kondisi lahan tanpa perlu petani untuk turun tangan langsung ke lahan. Tentu saja digitalisasi pertanian membuat proses produksi dan pemasaran pangan lebih efektif dan efisien.
Cakupan Ekonomi Agrikultur
Tentu saja dari aktivitas ekonomi agrikultur menghasilkan produk-produk dengan cakupan sebagai berikut:
- Variasi tanaman pangan seperti jagung, ubi, singkong, sagu, dan tanaman hortikultura lainnya.
- Hasil perkebunan yang menjadi komoditas ekspor nasional, seperti kelapa sawit, kakao, karet, teh, dan masih banyak lagi.
- Dari sektor kehutanan dapat menghasilkan berbagai jenis kayu yang berkualitas untuk membuat furnitur dan pembangunan properti.
- Sektor peternakan di Indonesia dibagi menjadi dua berdasarkan ukuran hewan ternaknya yaitu peternakan sapi, kuda, kerbau sebagai peternakan besar. Sedangkan peternakan kecil terdiri dari ayam, itik, angsa, dan jenis unggas lainnya.
- Indonesia memiliki wilayah laut yang luas dan bisa dimanfaatkan untuk aktivitas ekonomi. Hasil perikanan Indonesia meliputi ikan, udang, rumput laut, mutiara, dan masih banyak lagi.
Meningkatkan Potensi Ekonomi Agrikultur
Sama dengan ekonomi pada umumnya, ekonomi agrikultur juga rentan terhadap kondisi pasar yang tak tentu. Namun, ada hal-hal yang dilakukan agar potensi dan eksistensi ekonomi agrikultur dapat meningkat, seperti:
- Diversifikasi produk
Pengembangan jenis produk pertanian dapat mengurangi ketergantungan pada satu jenis komoditas saja, misalnya apabila jumlah beras langka, maka dapat digantikan dengan jenis beras lainnya seperti beras porang.
- Pelatihan petani
Pelatihan petani sangat diperlukan untuk menambah wawasan petani mencapai praktik agrikultur terbaik. Tak hanya itu, petani juga harus memahami bagaimana hasil pertanian akan dipasarkan dan mekanismenya. Bekal tersebut penting agar petani bisa meningkatkan kualitas produknya. Akan lebih baik pelatihan dilakukan oleh kelompok petani skala kecil, seperti GAPOKTAN.
- Pemasaran
Di era digital seperti sekarang ini menuntut semua hal dilakukan menggunakan internet, seperti halnya pemasaran online. Dengan memasarkan produk secara online, jangkauan pelanggan akan lebih luas dan meningkatkan kemungkinan adanya pelanggan baru untuk berbelanja. Pemasaran yang tepat akan meningkatkan kesejahteraan petani. Tentunya hal ini menjadi tantangan yang perlu disikapi berbagai pemangku kepentingan untuk meningkatkan daya serap, pemahaman, serta penerapan digitalisasi.
- Akses pembiayaan dan saprodi
Petani membutuhkan saprodi sebagai penunjang utama untuk produksi pertanian. Untuk memperoleh saprodi pasti diperlukan biaya yang tidak sedikit. Sekarang ini biaya menjadi masalah bagi sebagian besar petani di Indonesia. Dengan kondisi demikian, penambahan akses pembiayaan selain KUR harus dipertimbangkan.
Serta distribusi saprodi yang merata dan berkualitas. Hal yang sama berlaku untuk pemenuhan saprodi.Ternyata ekonomi agrikultur bisa menjadi kunci untuk mensejahterakan para petani, mewujudkan ketahanan pangan, serta menjalankan roda perekonomian negara. Kamu masih ingin mengetahui artikel lain tentang potensi agrikultur di Indonesia? Baca artikel di blog Gokomodo aja, yuk!