Pupuk Slow Release: Pupuk Hemat dan Ramah Lingkungan
Dampak adanya digitalisasi dan revolusi industri 4.0, sektor pertanian saat ini mulai mengalami kemajuan. Bisa dilihat dari sektor pertanian yang mengalami pembaruan yaitu alat dan mesin pertanian, proses pembenihan, hingga pupuk. Salah satu inovasi pupuk yang digunakan saat ini yaitu Pupuk Paten: Pupuk Organik dengan Nano Teknologi.
Tidak berhenti dengan nano teknologi saja, para peneliti meluncurkan pupuk yang mampu digunakan dalam jangka waktu panjang dan dilepaskan secara perlahan ke dalam tanah. Pupuk ini disebut pupuk slow release.
Apakah Pupuk Slow Release Itu?
Pupuk slow release merupakan pupuk yang diberikan dengan tujuan pemberian unsur hara secara bertahap dan sesuai dengan kebutuhan tanaman. Menggunakan upuk slow release diciptakan mampu untuk mengontrol pelepasan unsur hara pada periode yang cukup panjang. Pupuk ini menggunakan lapisan membran atau pupuk yang dicampurkan dalam sebuah matrix. Lapisan inilah yang membuat hambatan pada pelepasan unsur hara ke dalam tanah, sehingga pelepasannya pun perlahan-lahan.
Jenis Pupuk Slow Release
Seperti sediaan pupuk pada umumnya, slow release memiliki berbagai jenis menurut lapisan pelindungnya. Berikut ini jenis slow release yang banyak digunakan beserta jenis lapisan yang digunakan.
- Pupuk berbasis coating yaitu pupuk yang dilengkapi bahan pelapis khusus seperti polimer, resin, maupun lilin.
- Pupuk berbasis matriks yaitu pupuk slow releaseyang digabungkan dengan bahan matrik seperti polimer, resin, maupun bahan organik yang membentuk struktur padat. Dengan sediaan ini, unsur hara dilepaskan melalui proses pelapukan atau degradasi matriks tersebut.
- Pupuk berbasis reaksi kimia yiatu pupuk yang memanfaatkan reaksi kimia pada tanah untuk mengatur pelepasan unsur hara.
- Pupuk berbasis amobilisasi yaitu pupuk yang terikat dengan bahan organik atau mineral yang tidak langsung tersedia untuk tanaman, sehingga pupuk dengan perilisan yang lebih lamban akan melewati proses dekomposisi mikroorganisme untuk melepaskan unsur hara ke dalam tanah.
Penggunaan Pupuk Slow Release
Tidak semua pupuk menggunakan teknologi slow release. Di Indonesia, jenis pupuk yang menggunakan teknologi ini adalah pupuk TSP. Jenis slow release digunakan petani untuk dicari manfaatnya, seperti:
- Pupuk slow release bekerja sebagai penyangga tanaman, artinya tanaman sudah memiliki cadangan makanan tersendiri. Jadi petani tidak perlu khawatir tentang kesuburan tanah dan tidak perlu repot-repot untuk sering melakukan pemupukan.
- Hasil panen buah lebih besar hingga 50% dari ukuran normal.
- Tentunya pupuk jenis ini membantu petani menekan biaya produksi karena harganya yang terjangkau.
Agar pupuk slow release dapat bekerja dengan maksimal, pemberiannya harus saat memasuki musim hujan untuk meminimalisir unsur hara yang larut bersamaan dengan air hujan. Teknologi slow release hadir dengan sediaan butiran maupun tablet sehingga memudahkan petani untuk mengaplikasikannya pada tanaman. Pengaplikasian jenis slow release dapat dengan cara dibenamkan pada lubang tanam disekitar sistem perakaran tanaman atau diberikan di sekeliling tajuk tanaman.
Perbedaan Slow Release dan Fast Release
Tentu saja jenis slow release memiliki duplikat namun dengan sifat yang berbeda, kemudian dikenal dengan fast release. Jika slow release bekerja dengan cara melepaskan unsur hara secara perlahan, maka fast release bekerja dengan cara melepaskan unsur hara lebih cepat. Pupuk fast release memberikan unsur hara dengan cepat dengan harapan penyerapan oleh tanaman juga lebih cepat. Pupuk fast release yang dapat ditemui di pasaran yaitu pupuk urea, pupuk ZA, dan pupuk KCl.
Penggunaan pupuk slow release memiliki keuntungan yang tidak dimiliki oleh pupuk fast release, diantaranya:
- Karena slow release dilepaskan secara perlahan maka unsur hara tidak mudah tercuci oleh air. Sebaliknya, fast release akan lebih mudah tercuci oleh air sehingga kandungan unsur hara banyak yang hilang dan penggunaannya lebih besar dibandingkan dengan slow release.
- Pupuk slow release cukup diberikan sekali dalam rentang waktu 18-20 bulan. Berbeda dengan pupuk fast release yang diberikan dalam rentang waktu 3-4 kali dalam satu tahun.
- Meskipun jenis slow release terkenal dengan harganya yang mahal, apabila dihitung dengan frekuensi dan jumlah pemakaian, maka jenis slow release termasuk lebihmurah dibandingkan dengan fast release.
- Jenis slow release mencegah kelebihan nutrisi pada tanaman sehingga unsur hara dilepaskan secara perlahan. Pupuk fast release masih menyimpan resiko tanaman kelebihan unsur hara atau bahkan unsur hara tidak menyebar merata pada tanaman di lahan yang sama.
- Pupuk fast release dengan metode pelepasan unsur hara lebih cepat dikhawatirkan merusak tanaman lainnya dan mencemari lingkungan. Pelepasan nutrisi slow release lebih lambat mencegah unsur hara keluar terlalu banyak, sehingga tidak mencemari lingkungan dan tidak menimbulkan kerusakan pada tanaman lain.
Penggunaan teknologi yang terdapat pada pupuk sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan tanaman. Tertarik menggunakan pupuk slow release? Dapatkan pupuk slow release dengan kualitas baik yang tersedia di Mitra Gokomodo wilayahmu, ya! Jangan lewatkan artikel tentang agrikultur setiap harinya hanya di website Gokomodo!