Ragu dengan Kualitas Melon di Toko Buah? Sudah Saatnya Budidaya Melon di Rumah untuk Hasilkan Melon Lebih Berkualitas

Meskipun bisa dibudidayakan dengan mudah di Indonesia, melon harus memenuhi syarat tumbuh agar pertumbuhannya optimal. Melon bisa tumbuh dengan optimal di ketinggian 250-800 meter di atas permukaan laut. Melon masih membutuhan air yang cukup, sehingga diperlukan wilayah dengan curah hujan berkisar 1.500-2.500 mm/tahun dengan kelembapan 50-70%. Selain iklim, media tanam yang digunakan juga berpengaruh untuk menyimpan unsur hara. Untuk budidaya melon, sebaiknya gunakan media tanam tanah andosol yang terkenal memiliki banyak bahan organik. Bahan organik bisa menunjang pertumbuhan melon dikemudian hari. Terlepas semua syarat tumbuh melon, ternyata budidaya melon bisa dilakukan di rumah, lho!
Budidaya Melon Di Rumah
Budidaya melon di rumah bisa menjadi alternatif budidaya tanaman yang menghasilkan dan tidak terlalu ribet. Salah satu jenis melon yang bisa dibudidayakan di rumah yaitu Melon Golden. Ada beberapa alasan kenapa Melon Golden cocok dibudidayakan di rumah karena ukurannya yang kecil sehingga bisa ditanam di lahan terbatas, bisa lebih cepat dipanen, kemampuan adaptasi yang bagus, dan lebih tahan terhadap penyakit. Lalu, apa saja yang perlu disiapkan untuk budidaya melon di rumah? Yuk, simak langkahnya berikut ini!
Persiapan
Ada 3 hal yang perlu dipersiapkan untuk budidaya melon, seperti polybag/pot, bibit, dan media tanam. Kamu bisa menentukan tempat untuk budidaya tanaman, apakah akan menggunakan polybag atau pot. Polybag yang digunakan untuk budidaya melon sebaiknya berdiameter 40 cm untuk memberikan ruang pertumbuhan akar
Bibit melon juga perlu dipersiapkan sebelum ditanam. Pastikan bibit melon dibeli dari toko pertanian terpercaya, seperti GokoMart, untuk menghindari bibit palsu. Bibit bisa diseleksi dengan merendam air hangat selama dua jam dan disimpan di koran yang sudah dibasahi air. Koran berisi bibit melon diletakkan di tempat gelap dan bersuhu hangat selama 24 jam. Jika bibit sudah bertunas, pindahkan ke media semai yang terdiri dari tanah dan pupuk kandang. Tunggu seminggu kemudian, bibit bisa dipindahkan ke media tanam.
Media tanam yang diperlukan melon biasanya tanah gembur dan memiliki banyak unsur hara, salah satunya tanah andosol. Tanah yang dijadikan media tanam sebaiknya dicampur dengan pupuk kandang, sekam bakar, dan sekam mentah dengan perbandingan 3:2:1:1. pH media tanam idealnya 6-7 saja, jika ditemukan pH <6 sebaiknya diberi pupuk dolomit. Media tanam perlu didiamkan selama 5 hari untuk menurunkan suhunya setelah pencampuran dengan media tanam lainnya.
Proses tanam
Nah, sebelumnya bibit yang sudah disemai dan mengeluarkan tunas, boleh dipindah ke media tanam. Sebelum ditanam, ada baiknya media tanam dilubangi terlebih dahulu dan diisi 1 bibit untuk 1 lubang. Waktu penanaman bibit melon sebaiknya dilakukan saat sore hari atau saat matahari tidak terlalu terik untuk mencegah bibit mati sebelum ditanam. Letakkan bibit di bawah sinar matahari langsung.
Perawatan
Selain mempersiapkan bibt, media tanam, dan melakukan proses penanaman dengan hati-hati, melon juga perlu dirawat agar pertumbuhannya makin optimal. Perawatan melon tidak sekadar memberi pupuk dan menyiraminya, tetapi juga mengendalikan hama, memasang ajir dan menyiangi tanaman.
Media tanam sudah diberi pupuk kandang sebagai pupuk dasar. Nah, untuk pemupukan susulan bisa diberi pupuk NPK 16-16-16, pupuk KNO3, pupuk daun, atau pupuk khusus budidaya melon. Penggunaan pupuk bisa dilakukan sesuai dengan petunjuk yaang ada dikemasan, ya. Ajir atau lanjaran sebaiknya dipasang sebelum mulai tanam, jika tidak sempat boleh dilakukan langsung setelah selesai tanam. Pemasangan ajir dengan cara ditancapkan ke media tanam atau di luar pot.
Menyirami melon tidak perlu dilakukan terlalu sering. Kamu bisa menyiraminya ketika tanah terlihat kering. Yang terpenting jangan sampai media tanam banjir dengan air, karena bisa membuat jamur tumbuh pada akar.
Seiring tumbuhnya melon, akan ada tanaman lain yang mengancam karena akan ada kompetisi nutrisi. Dengan kata lain, tanaman yang seharusnya tidak tumbuh akan mengambil sebagian nutrisi yang diperlukan melon untuk tumbuh.Untungnya hal tersebut bisa diatasi dengan penyiangan atau memangkasnya.
Selain memangkas tanaman liar, ada bagian tanaman melon yang harus dipangkas juga untuk mengurangi jumlah energi yang dibutuhkan dan energinya bisa dialihkan untuk menumbuhkan buah dan bunga. Bagian tanaman melon yang harus dipangkas diantaranya cabang/tunas pertama hingga keenam, daun yang tua dan menguning, serta calon buah yang ukurannya kurang bagus.
Jangan lupa untuk sedia pestisida organik maupun anorganik untuk membasmi serangan hama dan penyakit pada melon. Selain menggunakan pestisida, pengendalian hama dan penyakit secara mekanik perlu dilakukan agar menjaga lingkungan disekitar tempat budidaya bebas dari paparan zat kimia berbahaya. Baca juga Fungisida Untuk Melon: Basmi Jamur Hingga Ke Akar-akarnya.
Setelah melewati proses budidaya yang panjang, kamu perlu menyiapkan diri ketika musim panen sudah tiba. Melon bisa dipanen ketika usianya mencapai 90 hari setelah tanam diikuti dengan ciri aroma harum, serat apda kulit lebih terlihat kasar dan lebih jelas, terlihat retakan pada kulit buah, warna buah menjadi hijau kekuningan, serta daun mengering. Perlu tips tambahan untuk budidaya melon? Temukan tipsnya dari artikel di blog Gokomodo, yuk!