Saatnya Melek Jenis Pupuk Organik dan Kimia yang Dijual di Toko Pertanian!
Pupuk menjadi kebutuhan pokok yang wajib ada dan diberikan pada tanaman. Pupuk mengandung nutrisi yang dibutuhkan tanaman karena mengandung unsur hara makro dan unsur hara mikro sebagai penunjang pertumbuhannya. Biasanya, pupuk yang digunakan para petani yaitu pupuk kimia dan pupuk organik. Tapi, apakah kamu tahu apa saja jenis pupuk kimia dan pupuk organik yang digunakan?
Pupuk kimia merupakan jenis pupuk yang sering digunakan dalam produksi pangan. Pupuk kimia memiliki kelebihan seperti unsur hara yang mudah larut dalam air dan lebh cepat diserap oleh tanaman. Dosis unsur hara makro dan mikro pada pupuk kimia berjumlah banyak, bahkan lebih banyak dibandingkan pupuk organik. Nah, apa saja jenis pupuk kimia yang banyak digunakan oleh petani selain Pupuk NPK dan Pupuk KCl?
Pupuk Urea
Urea merupakan salah satu pupuk yang paling diminati oleh para petani. Pupuk Urea terdiri dari gas amonia (NH3) dan gas asam arang. Penggunaan Pupuk Urea bermanfaat untuk memudahkan proses fotosintesis sehingga menghasilkan banyak klorofil yang membantu pertumbuhan dan perkembangan tanaman lebih optimal. Sebaiknya Pupuk Urea disimpan dalam suhu ruangan karena sifatnya yang higroskopis. Sifat higroskopis pada Pupuk Urea membuatnya mudah diserap oleh tanaman. Karena terdapat reaksi masam dari Pupuk Urea, pupuk ini lebih mudah terbakar oleh sinar matahari.
Pupuk ZA (Zwavelzure Amonium)
Pupuk ZA merupakan pupuk yang dilengkapi unsur nitrogen 21% dan sulfur 24%. Jenis Pupuk ZA bekerja sangat lambat, sehingga para petani menggunakannya sebagai pupuk dasar. Pupuk ZA tersedia dalam sediaan kristal putih menyerupai garam dapur dan mudah menyerap air. Karena sifatnya yang mudah menyerap air, Pupuk ZA sebaiknya disimpan jauh dari tempat lembab dan sumber air.
Pupuk SP-36
Pupuk SP-36 –atau pupuk super fosfat– merupakan pupuk kimia yang terdiri dari asam sulfat dan fosfat alam dikenal juga dengan P2O5. Beerbeda denga jenis pupuk sebelumnya, Pupuk Sp-36 tergolong sulit larut dalam air dan reaksinya lambat. Sesuai dengan sifatnya, Pupuk SP-36 sebaiknya diberikan saat awal tanam sebagai pupuk dasar. Pupuk SP-36 sebaiknya disimpan dalam wadah tertutup dan pada suhu rendah berikisar 4-10oC.
Pupuk organik merupakan pupuk yang pertama kali dikenal oleh manusia dan digunakan hingga saat ini. Meskipun unsur haranya tidak sebanyak pupuk kimia, penggunaan pupuk organik pada lahan ternyata membantu meningkatkan kualitas tanah dan membantu pertumbuhan tanaman. Pupuk organik yang sering digunakan yaitu pupuk kandang dan pupuk kompos. Apa ada pupuk lainnya?
Pupuk Hijau
Sesuai dengan namanya, Pupuk Hijau merupakan pupuk yang terbuat dari sisa tanaman hijau. Lebih spesifiknya, Pupuk Hijau terbuat dari sisa hasil panen, tanaman dari famili Leguminosae. Tanaman tersebut memiliki bagian tubuh yang mudah teruari oleh mikroorganisme. Pupuk Hijau dimanfaatkan juga untuk meningkatkan kualitas tanah.
Pupuk Hayati
Berbahan berbagai macam jenis mikroba di dalamnya menjadikan Pupuk Hayati biasa disebut Pupuk Hayati Mikoriza dan Pupuk Hayati Penambat Nitrogen. Meskipun pupuk organik dianjurkan untuk diberikan berselingan dengan pupuk kimia, sayangnya Pupuk Hayati tidak dapat diaplikasikan dengan pupuk kimia maupun pestisida.
Pupuk Serasah
Pupuk Serasah merupakan pupuk organik yang terbuat dari dedaunan, ranting, dan bagian makhluk hidup yang terkumpul di permukaan tanah lainnya. Ternyata PupukSerasah dapat diolah menjadi Pupuk Bokashi, lho. Pupuk Bokashi bermanfaat untuk meningkatkan tinggi tanaman serta melancarkan pasokan unsur hara untuk proses fotosintesis.
Ternyata pupuk kimia tidak hanya melulu Pupuk NPK dan pupuk organik tidak selalu Pupuk Kandang. Masih banyak jenis pupuk yang perlu dipelajari lagi sebelum digunakan, misalnya Aplikasi Janjang Kosong Sebagai Pengganti Pupuk Anorganik Kelapa Sawit. Edukasi tentang pupuk di Indonesia dapat kamu baca lebih lengkap di blog Gokomodo, ya!