Sudah Tau Ada Berapa Jenis Media Tanam? Jika Belum, Temukan Jawabannya Disini!
Untuk mewujudkan pertanian yang berkelanjutan, tidak ada salahnya untuk melakukan daur ulang pada proses budidaya tanaman. Selain menggunakan pupuk organik sebagai nutrisi tanaman yang ramah lingkungan, kamu juga mendaur ulang media tanam yang sudah pernah dipakai atau menggunakan media tanam yang berasal dari sesuatu yang tidak mungkin terpikirkan untuk menjadi bahan organik ke berbagai jenis media tanam. Wah, sudah penasaran? Yuk, simak artikelnya sampai habis, ya.
Media Tanam Daur Ulang
Media tanam merupakan media yang digunakan untuk menumbuhkan tanaman, tempat akar atau bakal akar bertumbuh dan berkembang. Untuk itu, penting sekali menggunakan media tanam yang baik untuk tanaman, menyediakan cukup unsur hara bagi tanaman, dan yang paling penting adalah ramah lingkungan. Jika belum tahu tentang jenis-jenis media tanam yang sering digunakan, kamu bisa baca pada Ini Dia 7 Jenis Media Tanam Selain Tanah.
Nah, ketika kondisi media tanam masih baik, apakah perlu menggantinya? Tentu tidak, ya. Media tanam dapat didaur ulang atau digunakan kembali untuk menanam tanaman yang berbeda. Langkah mendaur ulang media tanam yaitu:
- Menggemburkan dan menjemur media tanam selama tiga hari. Jangan lupa saat menggemburkan juga perlu dilakukan sanitasi menghilangkan sisa akar pada media tanam.
- Memberikan mikroorganisme penyubur tanaman seperti MOL.
- Memberikan arang sekam dan bio fertilizer dengan tujuan mengembalikan kegemburan dan manfaat media tanam.
Jika dirasa terlalu repot mendaur ulang media tanam, kamu juga bisa menggunakan beberapa alternatif media tanam yang sudah didaur ulang dan siap pakai.
Media Tanam dari Tanah Bongkahan Bekas Bangunan
Media tanam biasanya menggunakan tanah yang gembur, sedangkan tanah bongkahan bekas bangunan tidaklah gembur. Untuk dijadikan media tanam, tanah bekas bangunan dicangkul terlebih dahulu serta dibuat pola bedengan menyesuaikan lahan. Batu yang berukuran besar dipisah, kemudian tanah diberi dengan pupuk kandang, tanah campuran pasir, disiram air, dan disemprot dengan pupuk cair. Tunggu satu hari agar tanah terisi unsur hara dan siap untuk ditanam.
Media Tanam dari Limbah Popok Bayi
Popok bayi menjadi salah satu penyumbang sampah terbesar sekaligus sampah yang paling sulit terurai. Proses pembuatannya dimulai dari pemisahan kotoran bayi dari popok sekali pakai. Jika sudah dipisahkan, kotoran bayi difermentasikan untuk dijadikan pupuk sedangkan popok sekali pakai akan dihancurkan terlebih dahulu. Setelah dihancurkan, terbentuklah pintalan wool sintetis yang dapat digunakan sebagai media tanam.
Lebih mudahnya, kamu bisa mengambil langsung bagian gel dari popok sekali pakai dan campurkan dengan MOL. Setelah itu siram dengan air dan EM4. Apabila sudah terurai, kamu bisa menambahkan tanah atau campuran media tanam lainnya. Media tanam menggunakan popok bayi bekas dapat digunakan untuk tanaman sayuran seperti sawi, selada, dan lain-lain.
Media Tanam dari Limbah Batok Kelapa
Batok kelapa kerap kali dijadikan limbah karena pemanfaatannya terbatas. Biasanya batokkelapa dimanfaatkan untuk bahan bakar pengganti gas. Nah, ternyata batok kelapa juga dapat dimanfaatkan sebagai media tanam. Alasan utama batok kelapa dapat dimanfaatkan sebagai media tanam yaitu kemampuan menyerap air dan unsur hara yang tinggi. Ditambah lagi daya serap serabut kelapa mencapai 10 kali lebih banyak dibandingkan tanah biasa. Namun, penggunaan batok kelapa sebagai media tanam cukup terbatas pada tanaman yang tumbuhnya merambat, seperti anggrek, bunga jalar, dan tanaman yang bersifat parasit lainnya.
Dengan menggunakan media tanam yang dapat didaur ulang berarti turut membantu mewujudkan pertanian berkelanjutan. Apalagi rekomendasi media tanam dari Gokomodo sangat mudah dijumpai disekitarmu. Tunggu apalagi, yuk segera mulai budidaya tanaman dan simak berbagai macam tipsnya hanya di blog Gokomodo, ya!