Diterbitkan 30 May 2023

Daerah Penghasil Karet Melimpah di Indonesia

Agri Edu
daerah penghasil karet

Karet adalah salah satu komoditas ekspor yang banyak dihasilkan perkebunan di Indonesia selain minyak kelapa sawit. Sebanyak 85% produksi karet di Indonesia dilakukan oleh petani kecil. Hal ini juga menempatkan Indonesia sebagai produsen karet nomor dua di dunia. Karet hasil perkebunan di Indonesia di ekspor ke beberapa negara seperti Amerika Serikat, Cina, Jepang, Singapura, Brazil, serta negara-negara di Amerika Utara dan Eropa – Komoditas Unggulan Perkebunan di Indonesia.

Perkebunan karet menghasilkan sebanyak 3 juta ton karet alam, 55% dari hasil tersebut digunakan untuk industri ban, 17% digunakan untuk membuat sarung tangan latex dan benang karet, 1% digunakan untuk membuat alas kaki, dan sisanya digunakan untuk barang dari karet lainnya. Hasil karet nasional yang melimpah ini tidak terlepas dari beberapa daerah penghasil karet terbanyak di Indonesia tahun 2022, meliputi:

  1. Sumatera Selatan sebanyak 913.400 ton
  2. Sumatera Utara sebanyak 321.600 ton
  3. Jambi sebanyak 317.600 ton
  4. Riau sebanyak 307.300 ton
  5. Kalimantan Barat sebanyak 255.800

Diperkirakan pada tahun 2023 hingga 2024, daerah penghasil karet memiliki ketersediaan karet nasional untuk produksi dalam negeri sebanyak 916,59 ribu ton dan 939,36 ribu ton. Banyaknya jumlah karet untuk produksi dalam negeri menunjukkan bahwa Indonesia memiliki surplus hasil karet dan memadai untuk ekspor sebagian hasil karet nasional. Naiknya jumlah produksi karet nasional dipengaruhi oleh campur tangan Kementrian Pertanian melalui 4 program.

4 program Kementrian Pertanian:

Pengendalian penyakit pada pohon karet

Kondisi cuaca yang tidak menentu membuat pohon karet rentan mengalami gugur daun yang disebabkan oleh jamur Oidium heveae. Jamur dapat tumbuh karena pergantian cuaca panas dan hujan dalam waktu yang singkat serta menyerang daun pohon karet saat persemaian, pembibitan, dan kebun entres. Kementan membuat program pemberantasan penyakit gugur daun pada semua perkebunan karet untuk menjaga produktivitas industri karet di Indonesia.

Diversifikasi produk karet

Produk hasil industri karet tidak jauh dari ban, sarung tangan lateks, dan pembuatan karet. Kementan ingin diversifkasi produk dalam negeri melalui hasil karet yang bisa digunakan untuk penyerapan aspal karet untuk aspal. Diversifikasi produk karet bertujuan untuk menjaga stabilitas harga karet dunia.

Menjaga produktivitas kebun karet

Salah satu program Kementan agar lahan perkebunan karet tetap aktif yaitu dengan melakukan penanaman bibit pohon karet baru untuk menggantikan pohon karet yang sudah tua (replanting) dan suplai pupuk, asam semut/sarananya, serta pestisida. Kementan berusaha untuk membuka pendanaan seluas-luasnya untuk para petani agar bisa mensukseskan program replanting

Kerjasama dengan negara produsen karet

Kementan mencanangkan program AETS dan mengajak beberapa negara penghasil karet lainnya seperti Thailand dan Malaysia. AETS merupakan program untuk mengontrol suplai karet antara Indonesia, Thailand, dan Malaysia. Melalui AETS, Kementan berharap bisa menjaga stabilitas harga karet di pasar dunia. 

Dengan banyaknya hasil karet, diharapkan turut mendongkrak perekonomian nasional seperti halnya hasil perkebunan kelapa sawit. Apakah kamu pemerhati kondisi perkebunan di Indonesia? Pastikan untuk membaca artikel agrikultur dan perkembangannya melalui website Gokomodo setiap hari!

whatsapp
twitter
facebook
linkedin