Industri Kelapa Sawit Semakin Maju, Bagaimana dengan Buruh?
Sebagai negara penghasil kelapa sawit terbesar di dunia, Indonesia diketahui memiliki luas perkebunan mencapai 14,99 juta hektare pada tahun 2022. Jumlah ini tersebar di berbagai wilayah, dengan dua wilayah perkebunan terluas yang berada di Pulau Sumatera dan Pulau Kalimantan.
Secara umum, tingginya produktivitas perkebunan akan diikuti dengan tingginya tingkat kesejahteraan para petani. Namun sayangnya, hal ini masih belum berlaku untuk para petani sawit yang ada di Indonesia. Meskipun memiliki potensi kelapa sawit tinggi, mereka masih dihadapkan dengan masalah-masalah lainnya.
Masalah yang terjadi adalah kasus eksploitasi anak sebagai buruh di industri sawit dengan durasi waktu dan upah yang tidak wajar. Hal ini tentu saja bertolak belakang dengan UU No 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang
Apa yang sedang terjadi dengan buruh kelapa sawit?
Menurut data dari UNICEF tahun 2016, setidaknya ada 5 juta anak Indonesia yang hidup sebagai tanggungan pekerja kelapa sawit maupun sebagai pekerja. Data ini didukung dengan data Koalisi Buruh Sawit di tahun 2019 yang merilis Lembar Fakta Buruh Sawit, dimana masih ditemukan adanya pekerja anak di perkebunan kelapa sawit.
Para pekerja anak tersebut biasanya berperan sebagai buruh kernet atau tukang pemungut brondol. Beberapa dari mereka juga menjadi pembantu perkebunan yang bertugas untuk memetik kelapa sawit dan mengangkut sekitar 10 kilogram sawit dengan jarak 250 meter.
Adanya data di atas tentu saja menunjukkan bahwa masih banyak buruh anak di sektor perkebunan sawit. Fenomena yang seharusnya tidak terjadi ini masih belum bisa ditanggulangi secara sempurna, mengingat tingkat kemiskinan yang cukup tinggi. Mau tidak mau, anak-anak harus menjadi buruh dan memberikan hasil uangnya untuk orang tua mereka.
Padahal, harapan para orang tua yang terjun ke industri kelapa sawit tentunya untuk mendapatkan manfaat ekonomi, serta bisa meningkatkan standar hidup keluarga. Sayangnya, harapan tersebut masih belum bisa dirasakan seperti semestinya.
Semoga, di tahun-tahun ke depan kesejahteraan buruh sawit semakin diperhatikan, sehingga tidak akan ada lagi buruh anak yang harus membanting tulang di usianya yang masih belia. Pasalnya, Masa Depan Industri Kelapa Sawit di Indonesia Ada di Tangan Petani Rakyat.
Jangan lupa kunjungi website Gokomodo untuk mendapatkan update informasi seputar industri kelapa sawit lainnya, ya!