Ketahui 3 Prinsip Pencampuran Pestisida yang Tepat!

Pencampuran pestisida yang tepat bisa jadi satu faktor keberhasilan budidaya pertanian. Tak hanya meningkatkan kuantitas hasil, pestisida yang bekerja secara efektif juga akan meningkatkan kualitas hasil pertanian. Agar penggunaan pestisida tepat, salah satu trik yang bisa kamu lakukan adalah dengan mencampurkan satu jenis pestisida dengan jenis lainnya.
Formulasi pestisida dibagi menjadi dua jenis, yakni bentuk cair dan padat. Pestisida bentuk cair terdiri dari Emulsible Concentrate (EC), Water Soluble Concentrate (WSC), Ultra Low Volume (ULV), Soluble Liquid (SL), Aqueous Solution (AS), dan Flowable in Water (FW).
Sementara itu, pestisida padat dikelompokkan menjadi 8 jenis yang berbeda. Ada Granule (G), Soluble Granule (SG), Water Granule (WG), Wettable Powder (WP), Soluble Powder (SP), Seed Treatment (ST), Soluble Dust (SD), dan Ready Mix Bait (RMB).
Pestisida juga dibedakan berdasarkan cara kerjanya. Pertama adalah pestisida sistemik yang merupakan jenis pestisida yang bekerja setelah diserap oleh bagian tanaman, seperti daun, akar, maupun batang. Kedua adalah pestisida kontak. Ini adalah jenis pestisida yang bekerja di bagian tanaman yang terkena dan tidak bisa diserap oleh tanaman.
Prinsip Pencampuran Pestisida yang Tepat
Sebelum mencampur pestisida, perlu kamu ketahui tujuan dari pencampuran tersebut. Secara umum, mencampur pestisida berguna untuk menghindari resistensi (kekebalan) hama penyakit tanaman terhadap bahan aktif pada pestisida tertentu. Selain itu, pencampuran ini juga dijadikan sebagai upaya pengendalian Hama Penyakit Tanaman (HPT) agar lebih efektif dan efisien, yakni tepat sasaran serta hemat waktu dan tenaga kerja.
1. Hindari Mencampur Pestisida dalam Satu Golongan
Prinsip pertama adalah menghindari pencampuran pestisida yang berasal dari golongan yang sama. Contohnya, hindari mencampur pestisida yang keduanya memiliki bahan aktif sama, yaitu mankozeb. Hal ini penting diperhatikan karena pencampuran keduanya hanya akan membuat pengeluaran semakin boros dan efektivitasnya tidak bertambah.
Mencampur pestisida dalam satu golongan juga memiliki risiko terjadinya reaksi kimia pada hasil pencampurannya. Kamu bisa melihat reaksi yang terjadi dengan mengamati apakah hasil yang didapatkan tercampur merata atau tidak, serta adakah endapan atau gumpalan. Bila hasilnya tidak merata dan terjadi endapan atau gumpalan, maka sebaiknya kedua pestisida tersebut digunakan secara bergantian tanpa dicampurkan.
2. Jangan Mencampur Pestisida dengan Cara Kerja Sama
Telah diketahui sebelumnya bahwa pestisida juga dibedakan berdasarkan cara kerjanya, yaitu sistemik dan kontak. Hal ini juga penting diperhatikan untuk mendapatkan campuran pestisida yang tepat. Sama seperti mencampurkan pestisida dalam satu golongan, pencampuran pestisida dengan cara kerja yang sama juga akan membuat efektivitasnya tidak bertambah.
Oleh karena itu, kamu bisa mencampurkan pestisida kontak dengan pestisida sistemik. Untuk mengetahui cara kerja pestisida ini, kamu bisa melihat pada bagian kemasan. Kamu juga bisa mencampurkan pestisida dengan sasaran target yang sama, namun dengan cara kerja yang berbeda.
3. Mulai dari Jenis Pestisida dengan Kelarutan Terendah
Prinsip pencampuran yang terakhir adalah melarutkan jenis pestisida dengan kelarutan terendah atau yang paling sulit untuk larut terlebih dahulu. Urutannya adalah bentuk butiran (G/WG), bentuk bubuk (WP/SP/SD), dan bentuk larutan (WC/SL). Bila sudah tercampur rata, kamu juga bisa menambahkannya dengan bahan perekat dan pupuk daun agar efektivitasnya semakin tinggi.
Itulah tiga prinsip yang harus kamu pahami sebelum mencampurkan pestisida. Selain bisa menghemat waktu, biaya, dan tenaga kerja, pencampuran yang tepat juga akan meningkatkan efektivitas pestisida pada saat diaplikasikan. Bagi kamu yang sedang mencari produk-produk pestisida berkualitas untuk kebutuhan budidaya, kamu bisa mendapatkannya di Gokomodo. Kunjungi website kami untuk informasi selengkapnya, ya!