Mengenal Jenis Pupuk NPK dan Cara Aplikasinya
Sebelum membeli pupuk untuk tanaman, ada beberapa hal yang harus kamu pahami dengan baik. Salah satunya adalah memilih jenis pupuk yang tepat sesuai kebutuhan tanah di lahan. Hal ini karena kondisi tanah yang berbeda akan membutuhkan jenis pupuk yang berbeda pula.
Mengenal Klasifikasi Pupuk NPK di Indonesia
Sebelum mengerucut pada salah satu jenis pupuk, mari simak informasi seputar klasifikasi pupuk di Indonesia berikut ini.
Klasifikasi tersebut antara lain mencakup bahan penyusun, kandungan unsur hara, bentuk fisik pupuk, dan cara pemupukan.
1. Bahan penyusun
Berdasarkan bahan penyusunnya, terdapat 2 macam pupuk yang sering digunakan, yaitu:
- Pupuk anorganik
Terbuat dari bahan kimia dan melewati proses produksi. Pupuk anorganik yang sering dijumpai di pasaran seperti NPK, ZA, Urea, TSP, dan lainnya.
- Pupuk organik
Sesuai dengan namanya, pupuk ini terbuat dari sisa makhluk hidup, makanan, dan bahan organik lainnya, sehingga memiliki sediaan cair dan padat. Pupuk organik yang sering digunakan yaitu pupuk kandang, pupuk kompos, humus, dan lainnya.
2. Unsur hara
Unsur hara menjadi bahan utama pada pupuk dan berperan penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Menurut kandungan unsur haranya, jenis pupuk terbagi menjadi:
- Pupuk tunggal
Sesuai dengan namanya, pupuk tunggal mengandung 1 unsur hara utama. Unsur hara pada pupuk ini sudah mencakup unsur hara primer pada tanah, misalnya pupuk nitrogen (N) yang ada pada pupuk urea.
- Pupuk majemuk
Di dalam pupuk ini terkandung lebih dari 1 unsur hara yang diperlukan tanah. Pupuk ini juga dapat ditemui di pasar dan banyak digunakan petani. Pupuk majemuk yang sering digunakan yaitu pupuk NPK (nitrogen, fosfor, dan kalium) dan KCl (kalium klorida).
3. Fisik pupuk
Bentuk fisik pupuk menyesuaikan dengan kebutuhan tanaman dan pengaplikasiannya. Bentuk fisik pupuk terbagi menjadi cair dan padat. Pupuk cair digunakan karena mudah menyerap dalam tanah. Selain itu, pupuk cair juga mengandung zat hara mikro yang lebih spesifik untuk kebutuhan tanah dan tanaman.
Pupuk padat biasanya dipilih karena mudah dicampur dengan tanah. Jenis padat biasanya dijual dalam bentuk granul/butiran, tablet, dan tepung. Pupuk dengan tekstur padat biasanya mengandung unsur hara makro dan kebutuhannya sangat banyak.
4. Cara pemupukan
Terdapat klasifikasi pupuk berdasarkan tempat pengaplikasiannya, yaitu:
- Pupuk daun
Pupuk daun biasanya berwujud pupuk cair yang disemprotkan pada permukaan daun. Pupuk jenis ini biasanya didominasi oleh unsur hara mikro.
- Pupuk akar
Berbeda dengan pupuk daun, pupuk akar secara umum didominasi oleh unsur hara makro. Sementara itu, pupuk akar juga diaplikasikan dengan cara ditabur.
Mengenal Jenis Pupuk NPK
Salah satu jenis pupuk yang ramai ditemukan di pasaran adalah pupuk NPK. Sesuai dengan namanya, NPK mengandung zat-zat yang diperlukan tanaman seperti unsur Nitrogen, Fosfat, dan Kalium. Berdasarkan klasifikasi di atas, dapat diketahui bahwa NPK termasuk pupuk anorganik, pupuk majemuk, ada yang berbentuk padat dan cair, serta dapat diaplikasikan pada akar maupun daun.
Setiap bahan aktif memiliki fungsinya tersendiri. Mulai dari Nitrogen yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan dan meningkatkan protein saat panen, Fosfat yang bermanfaat sebagai penyalur energi, serta Kalium yang berguna untuk menguatkan fisik dan imun tanaman.
Dari banyaknya jenis pupuk NPK yang beredar di pasaran, kamu bisa memilih jenis 15-15-15 ataupun jenis 16-16-16. Angka pada pupuk NPK tersebut merupakan angka yang menunjukkan kadar perbandingan zat Nitrogen, Fosfor, dan Kalium di dalamnya. Sebagai contoh, apabila kamu membeli jenis NPK 16-16-16, maka perbandingan unsur Nitrogen, Fosfat, dan Kalium adalah sebesar 16 gram.
NPK jenis 16-16-16 biasanya digunakan untuk tanaman hortikultura, seperti kentang, bayam, dan ubi. Sementara jenis 15-15-15 umumnya diaplikasikan pada tanaman tahunan yang tidak dibongkar ketika panen. Misalnya kelapa sawit, karet, kopi, kakao, dan tanaman rempah-rempah lainnya.
Cara Pengaplikasian Pupuk NPK
Ada tiga preferensi dalam menggunakan pupuk NPK sesuai dengan kebutuhan tanaman. Misalnya, pupuk dengan kandungan Nitrogen lebih tinggi cocok untuk sayuran berdaun hijau, sementara pupuk dengan kandungan Fosfor yang lebih tinggi cocok untuk merangsang tanaman yang dimanfaatkan bunganya.
Adapun cara untuk mencampur pupuk NPK dengan benar adalah sebagai berikut:
- Siapkan pupuk NPK padat, misalnya kamu akan menggunakan jenis 16-16-16;
- Tuangkan 1 sendok makan pupuk NPK 16-16-16 ke dalam 3 liter air dan larutkan;
- Jika sudah larut, pupuk NPK 16-16-16 bisa langsung digunakan pada tanaman dengan intensitas sekali dalam seminggu.
- Taburkan di sekitar lingkar tanaman atau sedikit benamkan agar lebih mudah terserap (Hindari pemberian pupuk pada batang dan daun)
- Agar hasilnya lebih maksimal, campurkan dengan pupuk kandang atau kompos.
Nah, itulah penjelasan singkat mengenai pupuk NPK beserta klasifikasi pupuk di Indonesia. Perlu diketahui juga bahwa Menjaga Ketersediaan Stok Pupuk merupakan Upaya Menjaga Ketahanan Pangan, sehingga pupuk merupakan salah satu bahan pertanian yang wajib ada. Tertarik dengan artikel seputar pupuk lainnya? Segera kunjungi website Gokomodo saja, ya !